Tim PKM Universitas Presiden menyosialisasikan LKS digital SMA Plus Muthahhari Bandung. Foto: President University.
Anggi Tondi Martaon • 4 December 2025 17:20
Jakarta: Program Pengabdian kepada Masyarakat (PKM) yang digagas dosen President University memperkenalkan Lembar Kerja Siswa (LKS) digital di SMA Plus Muthahhari Bandung. LKS digital tersebut berbasis gamifikasi, storytelling, emotional design, dan teknologi Augmented Reality (AR).
Ketua tim PKM, Remandhia Mulcki menyampaikan, langkah ini diambil untuk menjawab tantangan pendidikan di era generasi Z. Menurut dia, generasi muda cenderung tidak tertarik dengan metode pembelajaran ceramah dan tugas tulisan.
"Gen Z mudah bosan kalau hanya mendengar ceramah," kata Mulcki melalui keterangan tertulis, Kamis, 4 Desember 2025.
Kaprodi Desain Komunikasi Visual President University itu menjelaskan, generasi Z tumbuh di era digital. Hal itu membuat mereka terbiasa dengan media visual, interaktif, dan serba cepat.
"Karena itu, kami hadirkan media belajar yang sesuai karakter mereka. Ada game, cerita, bahkan animasi 3D yang bisa dipindai lewat QR Code,” ungkap Mulcki.
Dari Ceramah ke Media Interaktif
Pengenalan dilakukan melalui Workshop Peningkatan Kualitas Pengalaman Belajar (Learning Experience) Siswa Generasi Z di SMA (Plus) Muthahhari Bandung melalui Perancangan Media Pembelajaran Berbasis Gamifikasi, Emotional Design, dan Storytelling. Kegiatan yang dilakukan selama dua hari itu menghadirkan suasana berbeda bagi guru-guru SMA Plus Muthahhari.
Sebanyak 10 guru aktif merancang prototipe LKS. Mata pelajaran yang berhasil dilengkapi media kreatif di antaranya Biologi, PPKN, Sejarah Indonesia, Sosiologi, Bahasa Indonesia, dan Ekonomi.
Tak sedikit guru senior yang awalnya kesulitan mengikuti. Mereka akhirnya mampu beradaptasi berkat bantuan guru muda. Situasi ini menciptakan peer support antar-guru yang memperkuat semangat kolaborasi di sekolah.
Setelah workshop, tiga kelas (X-1, X-2, dan X-3) mendapat kesempatan mencoba langsung LKS digital tersebut. Hasilnya sungguh menggembirakan.
Guru SMA Plus Muthahhari Bandung mengikuti workshop LKS Digital. Foto: Istimewa.
Berdasarkan data observasi dan kuesioner menunjukkan rata-rata kepuasan siswa mencapai 4,3–4,6 dari skala 5. Hampir semua siswa merasa lebih fokus, lebih bersemangat, dan menilai pembelajaran menjadi lebih menyenangkan serta bermakna.
Selain workshop, tim Universitas President menargetkan keberlanjutan program ini hingga akhir 2025 dengan langkah-langkah strategis, yaitu:
- Panduan Media Pembelajaran: okumen praktis berisi tata cara pembuatan LKS kreatif untuk guru.
- Konten Promosi Digital: Lima konten kreatif (foto, video, testimoni) untuk akun resmi sekolah.
- Publikasi Ilmiah dan Media Massa: Artikel akan dipublikasikan di jurnal nasional terakreditasi dan media daring, termasuk Tribunnews.
- Pendaftaran HAKI: Lima LKS terbaik diajukan sebagai karya berhak cipta.
Sementara itu, Kepala Sekolah, Dewi Listia, mengapresiasi inovasi tersebut. Menurut dia, LKS Digital tersebut sangat lengkap, mulai dari pencapaian dan tujuan pembelajaran.
"Di dalam LKS ini sangat lengkap. Ada pencapaian dan tujuan pembelajaran, visualisasi yang menarik, serta quiz-quiz berjenjang dari level 1 hingga level 5. Melalui gamifikasi dan storytelling, anak-anak jadi lebih fokus, lebih kritis, dan mampu memecahkan masalah dengan cara yang menyenangkan,” kata Dewi.
Namun, Dewi menyampaikan sejumlah kendala. Di antaranya perangkat pendukung.
"Dukungan yang paling kami butuhkan adalah perangkat pembelajaran yang sesuai zaman, serta pelatihan guru untuk membuat media interaktif," ujar Dewi.