PEMILUPEDIA: Mengenal Coattail Effect di Pemilu Serentak

Ilustrasi Medcom.id

PEMILUPEDIA: Mengenal Coattail Effect di Pemilu Serentak

M Rodhi Aulia • 12 September 2023 14:32

Jakarta: Efek ekor jas atau coattail effect sering dijadikan partai politik sebagai tolok ukur dalam menentukan dukungan terhadap seseorang dalam Pemilu. 

Elektabilitas kandidat diharapkan berdampak positif pada elektabilitas pendukungnya. Dalam hal ini partai politik atau tokoh-tokohnya juga harus dapat diukur ikut kecipratan peningkatan suara atas dukungan terhadap kandidat tertentu.

Pemilu di Amerika Serikat sering menunjukkan bukti coattail effect. Keterpilihan presiden terbukti mendongkrak jumlah kursi kongres yang didapatkan pendukung kandidat presiden tersebut.

Namun cottail effect tidak selalu berdampak positif. Tingkat elektabilitas kandidat juga berpengaruh pada penurunan suara partai pendukung.

Baca juga: PEMILUPEDIA: Ini Syarat Capres dan Cawapres 2024

Dalam konteks Pemilu Serentak di Indonesia, terdapat fenomena yang tidak linear. Hal tersebut berdasarkan hasil evaluasi Perludem terhadap Pemilu serentak 2019.

"Ada kemungkinan pemilih yang memilih calon presiden - mengosongkan kertas suara untuk Pileg - sehingga hasil Pilpres dan Pileg - sehingga hasil Pilpres dan Pileg tidak linear sebagaimana asumsi pemilu serentak (cottail effect)," tulis Perludem yang dilansir, Selasa, 12 September 2023.

Bahkan dari banyak pengalaman, pemilih tidak otomatis memilih calon presiden yang didukung partai atau calon anggota legislatif yang dipilihnya. Pemilih memilih calon presiden dari koalisi tertentu dan memilih calon anggota legilastif dari partai yang bernaung dalam koalisi berbeda.

Perludem mencatat partai pengusung Jokowi-Ma'ruf Amin meraup suara 62,01 persen. Sementara hasil Pilpres, 55,5 persen. Selisih antara Pilpres dan Pileg tercatat 6,51 persen.

Kemudian pasangan Prabowo-Sandiaga Uno mendapatkan suara 44,5 persen. Total koalisi partai pengusung meraup 37,98 persen. Selisih antara Pilpres dan Pileg tercatat 6,52 persen.

Seperti diketahui, pasangan Jokowi-Ma'ruf Amin diusung dan didukung sebanyak 10 partai. Pasangan Prabowo-Sandiaga sebanyak lima partai.

Perludem menegaskan problematik sistem proporsional terbuka dan multi partai dalam disain pemilu serentak. Cottail effect tidak bekerja maksimal dengan sistem pemilu seperti ini.

"Coattail effect dan political efficat hanya mungkin bekerja pada sebuah sistem pemilihan yang tidak memberikan alternatif pilihan terlalu banyak," ujarnya.

Dalam konteks Pilpres dan Pileg 2024 yang akan digelar serentak, diprediksi akan lebih dari dua calon pasangan capres-cawapres. Peserta pemilu atau partai politik meningkat dari 14 partai pada 2019 menjadi 18 partai pada 2024.
 





Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(M Rodhi Aulia)