Hizbullah Ancam Balas Dendam Jika Israel Terus Serang Lebanon

Asap dari serangan Israel di Lebanon. (Anadolu Agency)

Hizbullah Ancam Balas Dendam Jika Israel Terus Serang Lebanon

Willy Haryono • 19 April 2025 15:49

Beirut: Sekretaris Jenderal kelompok Hiizbullah asal Lebanon, Naim Qassem, memperingatkan Israel pada Jumat malam untuk tidak melanjutkan serangannya ke Lebanon. Ia menegaskan bahwa Hizbullah punya pilihan untuk membalas serangan pada waktu yang tepat jika gempuran Israel terus berlanjut.

Dalam pidato yang disiarkan di televisi, Qassem mengecam tindakan Israel, dengan mengatakan bahwa Israel telah melancarkan "lebih dari 2.700 serangan ke Lebanon sejak gencatan senjata disepakati (pada November tahun lalu), meski tidak punya pembenaran atas permusuhan semacam itu."

Ia menekankan bahwa meski Hizbullah telah memberi ruang bagi diplomasi untuk mengatasi pelanggaran ini, kesempatan ini tidak terbuka untuk selamanya.

Secara langsung menanggapi Israel, Qassem mencatat bahwa Hizbullah punya "banyak pilihan tanggapan dan tidak takut konfrontasi," seraya menekankan bahwa tanggapan akan datang pada waktu yang dipilih Hizbullah.

Terkait isu pelucutan senjata Hizbullah, ia menepis seruan tersebut sebagai sesuatu yang keliru, dengan menyatakan bahwa hanya satu pihak, tanpa menyebutkan namanya, di Lebanon yang berada di balik seruan tersebut.

Ia menuduh mereka yang menghasut "pelucutan senjata paksa" Hizbullah melayani kepentingan Israel dan berusaha menciptakan perpecahan antara kelompok perlawanan dan tentara Lebanon, seraya menekankan bahwa skenario seperti itu tidak mungkin terjadi.

"Kami tidak akan pernah membiarkan siapa pun melucuti senjata Hizbullah atau perlawanan; gagasan ini harus dihapus dari pertimbangan," tutur Qassem.

Gencatan senjata yang rapuh telah diberlakukan di Lebanon sejak November, yang mengakhiri perang lintas batas selama berbulan-bulan antara Israel dan Hizbullah, yang meningkat menjadi konflik skala penuh pada bulan September.

Pihak berwenang Lebanon telah melaporkan lebih dari 2.742 pelanggaran gencatan senjata oleh Israel, termasuk kematian sedikitnya 192 korban dan cedera pada 485 lainnya.

Berdasarkan kesepakatan gencatan senjata, Israel seharusnya menarik diri sepenuhnya dari Lebanon selatan paling lambat pada 26 Januari. Tetapi batas waktu diperpanjang hingga tanggal 18 Februari setelah Israel menolak mematuhinya. Israel masih mempertahankan kehadiran militer di lima pos perbatasan.

Baca juga:  Hizbullah Siap Bahas Pelucutan Senjata jika Israel Mundur dari Lebanon

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)