Ilustrasi. Foto: Freepik.
Ade Hapsari Lestarini • 24 January 2025 17:11
Tokyo: Bank Sentral Jepang (BOJ) menaikkan suku bunga acuannya ke level tertinggi dalam 17 tahun. Hal ini menandai langkah selanjutnya untuk mengakhiri stimulus moneter ultra-longgar yang telah berlangsung lama.
Melansir Xinhua, Jumat, 24 Januari 2025, setelah pertemuan kebijakan dua hari, BOJ memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau suku bunga acuan semalam menjadi 0,5 persen dari 0,25 persen, yang sejalan dengan ekspektasi pasar.
Ini menandai kenaikan suku bunga ketiga sejak BOJ mengakhiri kebijakan suku bunga negatifnya pada Maret 2024 dan telah menaikkan suku bunga acuan ke level tertinggi sejak Oktober 2008.
Pasar saham Tokyo mengalami perdagangan yang hati-hati pada perdagangan Jumat, investor menahan diri dari perdagangan aktif, menunggu pernyataan dari Gubernur BOJ Kazuo Ueda tentang laju kenaikan suku bunga di masa mendatang.
Indeks Nikkei 225 mengakhiri hari dengan penurunan 26,89 poin, atau 0,07 persen pada level 39.931,98.

Ilustrasi salah satu kota di Jepang. Foto: Freepik
Strategi kebijakan Jepang yang hati-hati
Dalam konferensi pers setelah penutupan pasar, Ueda menekankan strategi yang hati-hati dan bertahap untuk menilai dampak kenaikan suku bunga sambil tetap menjaga fleksibilitas dalam keputusan mendatang. Pergerakan Jumat mencerminkan perbaikan berkelanjutan dalam kondisi ekonomi dan harga, serta perluasan inisiatif kenaikan upah di
Jepang, menurut catatan analis pasar.
Data resmi menunjukkan indeks harga konsumen (CPI) inti Jepang, yang tidak termasuk makanan segar, naik sebesar 3,0 persen bulan lalu, sehingga BOJ perlu mengekang risiko inflasi yang melampaui kenaikan upah.
Dalam laporan Prospek Aktivitas Ekonomi dan Harga BOJ, perkiraan pertumbuhan CPI tahun-ke-tahun direvisi naik menjadi 2,4 persen untuk tahun fiskal 2025 (dari sebelumnya 1,9 persen) dan 2,0 persen untuk tahun fiskal 2026 (dari 1,9 persen).
BOJ mencatat meskipun terjadi perubahan suku bunga, suku bunga riil tetap negatif secara signifikan, dan kondisi keuangan yang akomodatif akan dipertahankan.
Berdasarkan laporan dari cabang-cabang regional dan survei oleh organisasi-organisasi ekonomi, BOJ memperkirakan kenaikan upah tingkat tinggi akan terus berlanjut di berbagai industri, dari perusahaan-perusahaan besar hingga perusahaan-perusahaan kecil dan menengah, selama negosiasi perburuhan musim semi 2025.
BOJ menambahkan, jika prospek ekonomi dan inflasi terwujud, suku bunga akan terus dinaikkan sejalan dengan situasi tersebut.
Mengenai kecepatan dan waktu kenaikan di masa mendatang, Ueda menekankan setiap langkah akan bergantung pada kondisi ekonomi, harga, dan keuangan, karena keputusan akan didasarkan pada data dan informasi terbaru yang tersedia di setiap pertemuan.