Ilustrasi. Medcom
M Ilham Ramadhan Avisena • 4 August 2025 21:32
Jakarta: Transaksi saham senilai Rp1,8 miliar melalui aplikasi Ajaib Sekuritas diviralkan oleh salah satu pengguna media sosial, Instagram. PT Ajaib Sekuritas Asia sudah memilih berbagai jalur untuk menyelesaikan masalah ini.
Direktur Utama Ajaib Sekuritas, Juliana, menjelaskan langkah yang ditempuh perusahaan ialah jalur dialog dan mediasi formal. Hal ini dilakukan sebagai bentuk tanggung jawab dalam menjaga integritas industri, serta melindungi karyawan dari dampak pribadi maupun profesional.
“Sejak awal, Ajaib mengedepankan pendekatan dialog. Penyelesaian secara langsung telah ditempuh melalui pertemuan dengan nasabah, komunikasi dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), dan saat ini dilanjutkan dengan pengajuan mediasi resmi melalui LAPS SJK,” ujar Juliana dalam keterangannya, Senin, 4 Juli 2025.
Dia percaya penyelesaian terbaik lahir dari iktikad baik dan dialog. “Itu sebabnya kami memilih jalur musyawarah sebagai langkah pertama, bukan terakhir,” ucap Juliana.
Dia menilai penyebaran informasi tidak akurat yang dilakukan secara terbuka di media sosial secara berulang, dan dengan tujuan tertentu dapat menciptakan keresahan serta mencederai kepercayaan terhadap ekosistem pasar modal. Menurut dia, perlu ada tindak lanjut untuk menghentikan praktik tersebut agar tidak menjadi preseden buruk di industri pasar modal.
“Langkah ini merupakan bentuk tanggung jawab kami untuk merespons pemberitaan yang menyesatkan terhadap perusahaan dan untuk melindungi tim kami dari dampak pribadi dan profesional yang ditimbulkan,” ujar Juliana.
Pihaknya menempuh tiga jalur penyelesaian secara paralel. Yaitu, mediasi melalui LAPS SJK, komunikasi dengan regulator, serta langkah hukum sesuai koridor yang berlaku dan berdasarkan masukan konstruktif dari konsultan hukum.
“Ini bukan keputusan yang kami ambil dengan ringan. Namun kami berkewajiban merespons secara proporsional dan sesuai hukum,” tegas Juliana.
Juliana mengajak semua pihak untuk kembali fokus pada tujuan bersama, yaitu membangun industri investasi digital yang sehat, aman, dan terpercaya. Potensi pasar modal Indonesia masih sangat besar dan perlu dijaga bersama dengan semangat kolaborasi serta kepatuhan terhadap regulasi.
Kasus ini bermula dari keluhan seorang pengguna Instagram @friendshipwithgod yang mengklaim hanya berniat membeli saham senilai Rp1 juta, tetapi mendapati transaksi senilai Rp1,8 miliar telah terjadi di akunnya. Transaksi tersebut menggunakan fitur yang dapat memberikan fasilitas pembelian saham dengan daya beli tambahan dari sekuritas.
Fitur seperti ini diatur dan diawasi oleh OJK dan dimiliki oleh hampir semua aplikasi sekuritas. Ajaib Sekuritas sendiri telah menyatakan semua transaksi dilakukan dari perangkat yang terverifikasi dan telah melalui proses konfirmasi.
Sejumlah akun edukator saham turut menanggapi kasus ini. Misalnya, @ellenmay_official yang merupakan influencer keuangan menyebut bahwa kasus semacam ini bisa terjadi karena phishing atau kesalahpahaman pengguna terhadap fitur.
Saham BBTN yang menjadi objek transaksi nasabah tersebut sebenarnya justru sempat naik hingga Rp1.150 pada 26 Juni 2025, menunjukkan nasabah sebenarnya berpotensi meraup keuntungan puluhan juta rupiah. Namun, dia memutuskan untuk tidak menjual sahamnya.
Menurut pernyataan resmi Hotman Paris, kliennya segera menempuh jalur hukum. "Berita bohong ini sangat merugikan pasar modal, industri saham, dan publik. Klien kami segera membuat laporan polisi,” ujar Hotman melalui video yang diupload ke akun instagram @hotmanparisofficial.
Ia juga memberikan peringatan tegas kepada oknum yang menyebarkan informasi tersebut: "Hentikan. Tarik semua postingan kamu, atau laporan polisi akan segera dibuat."
Kasus ini menyoroti pentingnya literasi keuangan digital sekaligus urgensi menjaga integritas industri pasar modal dari disinformasi dan potensi manipulasi opini publik.