Kelompok Hizbullah di Lebanon yang kerap jadi sasaran serang Israel. Foto: EFE-EPA
Muhammad Reyhansyah • 19 September 2025 18:03
Beirut: Israel melancarkan gelombang serangan udara besar di Lebanon Selatan dengan alasan menyasar posisi kelompok Hizbullah. Serangan ini dilakukan setelah peringatan evakuasi dikeluarkan untuk sejumlah lokasi, meski belum ada laporan resmi mengenai korban.
Militer Israel menyatakan target serangan adalah infrastruktur sebagai respons atas upaya kelompok itu membangun kembali aktivitas di wilayah tersebut. Namun, pihak militer tidak memberikan bukti rinci.
Juru bicara militer Israel untuk media berbahasa Arab, Avichay Adraee, mengatakan pasukannya menyerang gudang senjata. Menurutnya, keberadaan gudang tersebut “melanggar kesepahaman antara Israel dan Lebanon.”
Sebelumnya, ia telah memperingatkan warga untuk meninggalkan bangunan di Desa Mais al-Jabal, Kfar Tibnit, dan Debbin, yang kemudian diperluas ke dua desa lain.
Rekaman yang diunggah ke media sosial memperlihatkan asap tebal membubung di Mais al-Jabal, salah satu lokasi yang terkena serangan.
Perdana Menteri Lebanon Nawaf Salam mengecam serangan tersebut dan menyerukan komunitas internasional menekan Israel agar menghentikan “intimidasi dan agresi,” serta mematuhi kewajiban gencatan senjata.
“Lebanon berkomitmen menghentikan tindakan permusuhan. Tetapi di mana komitmen Israel terhadap mekanisme ini?” tulis Salam di platform X dan dikutip
BBC, Jumat, 19 September 2025.
Ia juga meminta Israel segera menarik pasukannya dari wilayah Lebanon dan membebaskan tahanan. Gencatan senjata yang ditengahi Amerika Serikat dan Prancis sebelumnya disepakati oleh pemerintah Israel dan Lebanon, bukan dengan .
Perjanjian itu menyatakan Lebanon harus mencegah dan kelompok bersenjata lain melancarkan operasi terhadap Israel, sementara Israel tidak akan melakukan operasi militer ofensif terhadap sasaran di wilayah Lebanon.
Sebagai tindak lanjut, pemerintah Lebanon menugaskan tentaranya untuk memegang kendali penuh atas senjata di wilayah negara itu. Namun, menyatakan tidak akan mematuhi keputusan tersebut.