Kim Jong Un Gelar Acara Penghormatan Tentara yang Tewas Melawan Ukraina

Pertunjukan oleh seniman Korea Utara yang dihadiri oleh menteri kebudayaan Rusia Olga Lyubimova, pemimpin Korea Utara Kim Jong-un dan putrinya Kim Ju-ae di Pyongyang pada hari Minggu. Foto: KCNA/EPA

Kim Jong Un Gelar Acara Penghormatan Tentara yang Tewas Melawan Ukraina

Riza Aslam Khaeron • 2 July 2025 11:50

Pyongyang: Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un menggelar acara penghormatan untuk tentara Korea Utara yang tewas dalam perang di Ukraina. Acara ini berlangsung di East Pyongyang Grand Theatre pada Minggu, 29 Juni 2025, menandai peringatan satu tahun penandatanganan pakta pertahanan bersama antara Korea Utara dan Rusia.

Melansir The Guardian, foto Kim Jong Un berdiri di depan deretan peti jenazah tentara Korea Utara yang dipulangkan dan dibalut bendera nasional ditampilkan di layar selama konser gala tersebut.

Momen ini menjadi pengakuan publik yang langka dari Kim bahwa pasukan negaranya mengalami korban jiwa dalam perang di Ukraina. Kim terlihat meletakkan tangannya di atas peti jenazah para tentara sambil menunjukkan ekspresi emosional.

Tayangan televisi negara juga menampilkan penonton dan pejabat Korea Utara serta Rusia yang menyeka air mata. Konser ini dihadiri oleh putri Kim, Kim Ju-ae, Menteri Kebudayaan Rusia Olga Lyubimova, dan pejabat tinggi lainnya.

Acara penghormatan ini menampilkan gambar pasukan Korea Utara dan Rusia mengibarkan bendera masing-masing, serta foto buku catatan berlumur darah milik tentara Korea Utara yang ditemukan di medan perang wilayah Kursk, Rusia.

Melansir Yonhap, catatan dalam buku tersebut bertuliskan, “Saat penentuan akhirnya tiba. Mari kita berjuang berani dalam pertempuran suci ini dengan cinta dan kepercayaan tanpa batas dari Pemimpin Tertinggi tercinta.”
 

Baca Juga:
Stok Dalam Negeri Menipis, AS Tunda Pengiriman Rudal Pertahanan ke Ukraina

Tidak diketahui secara pasti kapan upacara pemulangan jenazah digelar. Kim Jong Un dan sejumlah pejabat tampak mengenakan pakaian musim dingin, diduga menandakan pemulangan jenazah terjadi beberapa bulan lalu.

KCNA melaporkan bahwa acara ini "memperkuat keyakinan" pada ikatan persahabatan dan kewajiban internasional antara rakyat serta tentara kedua negara yang "terjalin lewat darah".

Setelah sebelumnya membantah keterlibatan pasukan Korea Utara, rezim Kim kini berusaha menampilkan narasi kemenangan atas pengorbanan prajuritnya.

Hong Min, peneliti senior di Korea Institute for National Unification, menilai ada motif propaganda dari pemerintah Korea Utara untuk membuat narasi seakan-akan Korea Utara telah memenangkan perang dalam acara tersebut.

"Korea Utara kemungkinan ingin membingkai tentara yang gugur bukan hanya sebagai korban, tetapi juga sebagai bagian dari narasi kemenangan," dikutip dari Yonhap.

Pihak Korea Selatan memperkirakan sekitar 15.000 tentara Korea Utara telah dikirim ke Ukraina sejak musim gugur 2024, dengan korban jiwa mencapai 600 orang dan total korban luka-luka sekitar 4.700. Intelijen Korea Selatan memperkirakan penempatan tambahan tentara Korea Utara masih bisa terjadi pada Juli atau Agustus 2025.

Korea Utara juga diketahui memasok amunisi, peluru artileri, rudal balistik, dan persenjataan lain ke Rusia. Sebagai imbalan, Pyongyang menerima teknologi satelit, bantuan ekonomi, dan dukungan militer dari Moskow.

Pada April 2025, Vladimir Putin dan Kim Jong Un pertama kali mengakui secara terbuka pengerahan pasukan tersebut dan menyebut mereka sebagai "pahlawan". Kim Jong Un juga mengumumkan rencana membangun monumen dan memberikan penghormatan bunga di makam prajurit yang gugur sebagai bentuk pengakuan resmi atas korban dari pihak Korea Utara.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Surya Perkasa)