Bendera Iran berkibar di depan kantor pusat Badan Tenaga Atom Internasional (IAEA) selama pertemuan virtual Dewan Gubernur IAEA di kantor pusat IAEA di PBB di Wina, Austria, 24 November 2021. [EPA-EFE/CHRISTIAN BRUNA]
Riza Aslam Khaeron • 17 June 2025 11:59
Teheran: Pemerintah Iran menyatakan bahwa parlemen tengah menyiapkan rancangan undang-undang untuk menarik diri dari Perjanjian Nonproliferasi Senjata Nuklir (NPT), di tengah eskalasi konflik dengan Israel. Pernyataan ini disampaikan oleh juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Esmaeil Baghaei, pada Senin, 16 Juni 2025.
"Mengingat perkembangan terakhir, kami akan mengambil keputusan yang sesuai. Pemerintah harus melaksanakan undang-undang yang disahkan parlemen, dan usulan ini sedang disiapkan. Kami akan berkoordinasi dalam tahap-tahap berikutnya dengan parlemen," ujar Baghaei, Teheran, 16 Juni 2025.
NPT adalah perjanjian internasional multilateral yang mulai berlaku sejak 1970 dan saat ini menjadi salah satu landasan utama dalam rezim nonproliferasi global. Iran sebelumnya telah meratifikasi NPT pada di tahun yang sama ketika perjanjian itu berlaku.
Tujuan utama perjanjian ini adalah untuk mencegah penyebaran senjata nuklir, mempromosikan pelucutan senjata secara global, serta menjamin hak setiap negara untuk mengembangkan dan menggunakan energi nuklir secara damai.
Sebagai bagian dari kesepakatan, negara-negara non-nuklir berjanji untuk tidak mengembangkan atau memperoleh senjata nuklir, sementara negara-negara pemilik senjata nuklir setuju untuk bergerak menuju perlucutan senjata.
Baca Juga: Tinggalkan Pertemuan G7 Lebih Awal, Trump Desak Semua Warga untuk Evakuasi Teheran |