Foto resmi Gedung Putih Presiden Donald Trump. (Trump-Vance Transition Team/EPA-EFE)
Riza Aslam Khaeron • 17 June 2025 10:06
Washington DC: Presiden Amerika Serikat Donald Trump memicu kepanikan internasional pada Senin malam, 16 Juni 2025, usai mengunggah pernyataan di akun Truth Social yang menyerukan agar seluruh penduduk Teheran segera meninggalkan ibu kota Iran. Seruan ini disampaikan di tengah eskalasi perang udara antara Israel dan Iran yang memasuki hari kelima.
"Iran seharusnya menandatangani 'kesepakatan' yang saya minta mereka tandatangani. Sungguh memalukan dan sia-sia bagi nyawa manusia. Singkatnya, IRAN TIDAK BOLEH MEMILIKI SENJATA NUKLIR. Saya sudah katakan berulang kali! Semua orang harus segera evakuasi dari Teheran!" tulis Trump, dikutip dari media sosial Truth Social.
Tak lama setelah pernyataan tersebut, Sekretaris Pers Gedung Putih Karoline Leavitt mengumumkan bahwa Trump akan meninggalkan KTT G7 di Kanada lebih awal untuk kembali ke Washington guna berkonsultasi dengan para penasihat terkait konflik yang memburuk di Timur Tengah.
Sebuah laporan dari media Israel mengklaim bahwa Amerika Serikat akan bergabung dalam perang melawan Iran, namun juru bicara pemerintah AS membantahnya.
"Pasukan Amerika mempertahankan sikap defensif, dan itu tidak berubah. Kami akan membela kepentingan Amerika," ujar Wakil Direktur Komunikasi Gedung Putih, Alex Pfeiffer.
Presiden Prancis Emmanuel Macron menanggapi keputusan Trump meninggalkan KTT G7 sebagai sinyal positif, menandakan bahwa proposal gencatan senjata dari AS sedang dijajaki.
"Ada tawaran yang telah diajukan, khususnya untuk menginisiasi gencatan senjata dan memulai diskusi yang lebih luas. Saya kira ini langkah yang sangat baik," kata Macron.
Dalam pernyataan kepada wartawan di pertemuan G7, Trump juga menegaskan bahwa ia masih berusaha menekan Iran agar menyetujui kesepakatan baru mengenai penghentian program pengayaan uranium.
Baca Juga: Iran Luncurkan Fase Baru Operasi True Promise III dengan Kejutan Baru bagi Israel |