Penggunaan Rudal Hipersonik ke Ukraina Jadi Pesan Keras Rusia Kepada Barat

Menlu Rusia Sergei Lavrov ungkap pesan keras untuk Barat dibalik serangan rudal ke Ukraina. (EFE/EPA)

Penggunaan Rudal Hipersonik ke Ukraina Jadi Pesan Keras Rusia Kepada Barat

Marcheilla Ariesta • 6 December 2024 14:09

Moskow: Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan, penggunaan rudal hipersonik dalam perang Ukraina dimaksudkan untuk membuat Barat mengerti bahwa Moskow siap menggunakan segala cara untuk memastikan tidak ada kekalahan strategis yang akan menimpa mereka.

 

Rusia mengerahkan rudal hipersonik Oreshnik terhadap kota Dnipro di Ukraina bulan lalu. Presiden Rusia Vladimir Putin menyebutnya sebagai uji coba rudal yang menurutnya tidak dapat ditembak jatuh. 

 

Ia mengatakan Rusia dapat menggunakan rudal semacam itu dalam "kondisi tempur" jika diperlukan.

 

"Pesan yang ingin disampaikan adalah bahwa Anda, maksud saya AS dan sekutu AS, yang juga menyediakan senjata jarak jauh ini kepada rezim Kyiv - mereka harus mengerti bahwa kami akan siap menggunakan segala cara untuk tidak membiarkan mereka berhasil dalam apa yang mereka sebut sebagai kekalahan strategis Rusia," kata Lavrov dalam sebuah wawancara, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 6 Desember 2024.

 

"Mereka berjuang untuk mempertahankan hegemoni mereka atas dunia, di negara mana pun, wilayah mana pun, benua mana pun. Kami berjuang untuk kepentingan keamanan kami yang sah,” lanjut Lavrov.

 

Lavrov mengatakan, Barat menolak membahas upaya menegakkan jaminan keamanan bagi Rusia dalam beberapa minggu dan bulan menjelang invasi besar-besaran ke Ukraina pada Februari 2022, yang disebut sebagai "operasi militer khusus" di Moskow.

 

Saat pasukan Rusia berkumpul di perbatasan Ukraina pada awal 2022, para pemimpin Barat mendesak Moskow untuk tidak menyerang tetangganya yang lebih kecil. 

 

Presiden Prancis Emmanuel Macron bertemu Putin tiga minggu sebelum invasi, dengan mengatakan bahwa ia telah menerima jaminan bahwa Rusia tidak akan mengambil tindakan apa pun untuk memperburuk situasi.

 

Dalam komentarnya, Lavrov mengatakan, Ukraina telah kehilangan kesempatan untuk mempertahankan integritas teritorialnya dengan dua kali menolak proposal kesepakatan, satu kali sebelum perang besar-besaran dimulai dan kemudian dalam pembicaraan pada April 2022 di Turki.

 

"Kami tidak memulai perang ini. Kami telah bertahun-tahun mengirimkan peringatan bahwa mendorong NATO semakin dekat ke perbatasan kami akan menciptakan masalah," katanya.

 

Putin mengirim pasukannya melintasi perbatasan dari Rusia dan sekutunya Belarus, dengan Putin mengatakan bahwa Moskow membela warga berbahasa Rusia di Ukraina timur dan berusaha untuk "menghilangkan Nazi" kepemimpinan Ukraina di Kyiv.

 

Baca juga: Putin Ancam Ukraina dengan Rudal Hipersonik Baru

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Marcheilla A)