Ilustrasi. Foto: Freepik
Annisa Ayu Artanti • 21 March 2024 08:47
Jakarta: Harga minyak turun pada perdagangan Rabu karena Federal Reserve AS mempertahankan suku bunga stabil dan kekhawatiran akan permintaan terus membebani.
Melansir CNBC International, Kamis, 21 Maret 2024, harga minyak mentah berjangka Brent untuk pengiriman Mei turun USD1,43, atau 1,64 persen menjadi USD85,95 per barel.
Minyak mentah berjangka AS, West Texas Intermediate (WTI) untuk pengiriman April, yang akan berakhir pada Rabu turun USD1,79 atau 2,14 persen pada USD81,68.
Sementara itu, kontrak WTI untuk pengiriman Mei yang lebih aktif turun USD1,46 menjadi USD81,27 per barel.
Brent telah mencapai level tertinggi sejak 31 Oktober pada sesi sebelumnya di USD87,38 per barel, sementara WTI mencapai level tertinggi sejak 27 Oktober di USD83,47.
The Fed pertahankan suku bunga
Pada Rabu, Federal Reserve mempertahankan suku bunga di kisaran 5,25 persen hingga 5,50 persen, tetapi para pembuat kebijakan mengindikasikan bahwa mereka masih berharap untuk menurunkannya sebesar tiga perempat poin persentase pada akhir 2024.
Presiden Lipow Oil Associates, Andrew Lipow mengatakan, keputusan suku bunga The Fed sesuai dengan ekspektasi dan dampaknya terhadap pasar minyak terbatas.
Administrasi Informasi Energi AS (EIA) mengatakan stok minyak mentah turun secara tak terduga minggu lalu karena ekspor naik dan penyulingan terus meningkatkan aktivitas.
Analis minyak utama Kpler, Matt Smith mengatakan, penurunan persediaan minyak mentah ini disebabkan oleh peningkatan aktivitas kilang dan ekspor minyak mentah yang kuat.
American Petroleum Institute juga melaporkan stok minyak mentah dan bensin turun minggu lalu, sementara persediaan distilat naik, menurut beberapa sumber.
Di tempat lain, serangan Ukraina terhadap aset-aset penyulingan Rusia telah membantu mendorong harga minyak mentah lebih tinggi karena para pelaku pasar menilai dampaknya pada keseimbangan pasokan minyak mentah dan bahan bakar.
"Jika gangguan-gangguan ini berkepanjangan, pada akhirnya dapat memaksa para produsen Rusia untuk mengurangi suplai jika mereka tidak dapat mengekspor semua minyak mentah ini," kata analis ING, Warren Patterson.