Halaman depan Masjid Sunan Gunung Djati berdiri kokoh di Jalan Kesambi No.94, Kota Cirebon, Jawa Barat. Dokumentasi/ Media Indonesia
Media Indonesia • 19 February 2025 08:47
Cirebon: Sebuah masjid dengan cat dominan warna hijau berdiri kokoh di Jalan Kesambi No.94, Kota Cirebon, Jawa Barat. Pada bagian depan masjid terdapat sebuah prasasti yang menuliskan sekelumit sejarah masjid tersebut.
"Masjid Sunan Gunung Djati atas pemberian nama dari PJM Republik Indonesia, Dr Ir Soekarno. Wakafnya Ibu RH Siti Garmini Sarojo Binti R Muchalar Surjaarmadja. Peletakan Batu Pertama oleh Wali Kota Kepala Daerah Tjirebon RSA Prabowo pada Tg 17-6-1960,"
Pemerhati Budaya Cirebon, Jajat, mengatakan Soekarno di Cirebon pernah berdialog dengan masyarakat pada tahun 1960. Saat itu Bung Karno memberikan nama masjid Sunan Gunung Djati sebagai penghormatan dari hadirnya masjid yang tanahnya disumbangkan oleh Hj Siti Garmini Sarojo.
Garmini yang juga istri Sultan Hasanuddin keempat dari Keraton Kanoman, Cirebon, mewakafkan lahan sekitar 500 meter persegi. Di atas tanah wakaf tersebut lalu dibangunlah sebuah masjid.
Halaman dalam Masjid Sunan Gunung Djati. Dokumentasi/ Media Indonesia.
Dulu lahan tempat berdirinya Masjid Sunan Gunung Jati Garmini merupakan area persawahan. Lahan itu milik seorang tokoh perempuan Cirebon yang juga aktif di Nadhlatul Ulama (NU) Cirebon.
"Jadi jangan ajari toleransi orang Cirebon, karena sudah lama kami jalankan," kata Jajat saat mendampingi kunjungan Komisi A DPRD DIY, Senin, 17 Februari 2025.
Sementara Kepala Dinas Kebudayaan dan Pariwisata (Disbudpar) Kota Cirebon, Agus Sukmanjaya, mengatakan pihaknya bersama masyarakat Cirebon selalu menjaga kekayaan budaya dan sejarah yang ada di wilayahnya.
"Peninggalan sejarah dan budaya harus terus dilestarikan untuk menguatkan nilai-nilai kebangsaan," jelasnya.
Peninggalan budaya yang masih dilestarikan di Kota Cirebon hingga kini misalnya yang ada di empat Kraton yang ada di Cirebon, yaitu Kasepuhan, Kanoman, Kacirebonan, dan Kaprabonan. Selain itu, Cirebon juga memiliki peninggalan seni budaya yang masih dilestarikan, seperti batik, topeng, hingga tari.
Saat kunjungan tersebut, Ketua Komisi A DPRD DIY, Eko Suwanto, menegaskan ada hal yang strategis dan penting dalam proses pendidikan kebangsaan yaitu meneguhkan karakter bagi semua warga termasuk kaum muda.
"Ada yang luar biasa, kalau menengok kembali apa yang dilakukan oleh Presiden Sukarno di Cirebon. Kita bisa telusuri warisan beliau, bagaimana meghadirkan Masjid Sunan Gunung Jati di Cirebon dan latar sejarah nya perlu kita gali bersama," ungkap Eko.
Wakil Ketua Komisi A DPRD DIY, Umarudin Masdar, menyatakan hadirnya masjid bersejarah yang dipakai Bung Karno, seperti di Cirebon bawa pesan bersejarah.
"Bung Karno dengan nasionalisme menyatukan agama dan kebudayaan," ungkapnya.