Sekjen PBB: Perang di Sudan Memburuk, Butuh Gencatan Senjata Segera

Sekjen PBB Antonio Guterres. (Anadolu Agency)

Sekjen PBB: Perang di Sudan Memburuk, Butuh Gencatan Senjata Segera

Muhammad Reyhansyah • 5 November 2025 10:39

New York: Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) António Guterres pada Selasa, 4 November 2025 memperingatkan bahwa perang di Sudan kini “berkembang di luar kendali” setelah pasukan paramiliter merebut Kota El Fasher di wilayah Darfur.

Berbicara dalam sebuah konferensi PBB di Qatar, Guterres menyerukan gencatan senjata segera dalam konflik Sudan yang telah berlangsung selama dua tahun dan berubah menjadi salah satu krisis kemanusiaan terburuk di dunia.

“Ratusan ribu warga sipil terjebak dalam pengepungan ini,” kata Guterres. “Orang-orang meninggal akibat kekurangan gizi, penyakit, dan kekerasan. Kami terus menerima laporan pelanggaran hukum humaniter internasional dan hak asasi manusia.”

Ia menambahkan bahwa terdapat “laporan kredibel tentang eksekusi massal sejak Pasukan Dukungan Cepat (RSF) memasuki kota tersebut.”

Dikutip dari CNN, Rabu, 5 November 2025, pejabat PBB memperingatkan adanya gelombang kekerasan yang dilakukan RSF setelah kelompok itu menguasai El Fasher, termasuk pembunuhan lebih dari 450 orang di sebuah rumah sakit serta tindakan kekerasan seksual dan pembunuhan dengan motif etnis terhadap warga sipil.

Meski RSF membantah tuduhan tersebut, kesaksian para pengungsi, rekaman video, dan citra satelit menunjukkan kondisi kehancuran parah di wilayah tersebut. Skala kekerasan yang sebenarnya masih sulit dipastikan akibat terbatasnya komunikasi di Darfur.

Sebelum merebut kota itu pekan lalu, RSF telah mengepung El Fasher selama 18 bulan, memutus jalur pasokan makanan dan kebutuhan pokok bagi puluhan ribu penduduk.

Menanggapi pertanyaan mengenai kemungkinan pengerahan pasukan penjaga perdamaian internasional, Guterres menekankan pentingnya upaya bersama untuk menghentikan pertempuran. “Kita perlu mengerahkan seluruh komunitas internasional dan pihak-pihak yang memiliki pengaruh terhadap Sudan untuk menghentikan konflik ini,” ujarnya.

“Satu hal penting untuk menghentikan pertikaian ini adalah memastikan tidak ada lagi senjata yang masuk ke Sudan,” tambahnya. “Kita juga harus membangun mekanisme akuntabilitas karena kejahatan yang terjadi begitu mengerikan.”

Perang antara RSF dan militer Sudan telah melanda negara itu sejak April 2023, menewaskan lebih dari 40.000 orang menurut data PBB, meskipun kelompok bantuan kemanusiaan memperkirakan angka sebenarnya bisa jauh lebih tinggi. Konflik ini telah memaksa lebih dari 14 juta warga mengungsi dan memicu wabah penyakit, sementara dua wilayah Sudan kini menghadapi ancaman kelaparan yang kian meluas.

“Sudah jelas bahwa kita membutuhkan gencatan senjata di Sudan,” tegas Guterres. “Kita harus menghentikan pertumpahan darah yang sama sekali tidak dapat diterima ini.”

Baca juga:  Palang Merah Peringatkan 'Sejarah Terulang' di Sudan usai Jatuhnya El Fasher

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)