Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa. Foto: BPMI Setpres
Johannesburg: Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa menegaskan bahwa negaranya tidak akan terintimidasi setelah Amerika Serikat memutuskan untuk tidak menghadiri pembahasan Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) G20 di Johannesburg.
Gedung Putih menyatakan bahwa AS hanya akan mengirim delegasi diplomatik untuk menghadiri sesi penyerahan presidensi G20 kepada AS tahun depan, yang akan berlangsung di klub golf milik Presiden Donald Trump di Doral, Florida.
Keputusan boikot itu muncul setelah Trump menuduh pemerintah Afrika Selatan melakukan penganiayaan terhadap petani minoritas Afrikaner. Klaim tersebut banyak dibantah, namun Trump terus mengkritik Afrika Selatan sejak kembali menjabat. Dalam pertemuan di Gedung Putih pada Mei lalu, ia menekan Ramaphosa dengan tuduhan kekerasan yang tidak terbukti terhadap warga keturunan Belanda, Prancis, dan Jerman tersebut.
Ramaphosa tetap bersikeras bahwa KTT G20 akan menghasilkan deklarasi bersama meski mendapatkan tekanan dari Washington. Seorang pejabat G20 Afrika Selatan mengungkapkan bahwa AS telah mengirim pesan diplomatik agar tidak ada deklarasi karena delegasi Amerika tidak hadir sehingga konsensus tidak tercapai. AS lebih mendorong adanya pernyataan penutup yang hanya dikeluarkan Afrika Selatan.
“Kami tidak akan setuju untuk diintimidasi. Tanpa Amerika Serikat, proses G20 tetap berjalan,” ucap Ramaphosa, dikutip dari media
Africanews, Jumat, 21 November 2025.
Sebagai pemegang presidensi G20 pertama dari benua Afrika, Afrika Selatan ingin menggunakan forum ini untuk mendorong isu yang berdampak besar bagi negara miskin. Agenda utama meliputi penanganan dampak perubahan iklim, pengurangan beban utang negara berkembang, serta upaya mengatasi ketimpangan kekayaan global.
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen dan Presiden Dewan Eropa António Costa menyatakan dukungan terhadap agenda tersebut dalam pertemuan dengan Ramaphosa di Johannesburg.
AS sebelumnya meremehkan prioritas Afrika Selatan untuk G20. Menteri Luar Negeri Marco Rubio bahkan tidak menghadiri pertemuan menteri luar negeri G20 pada Februari dan menganggap agenda tersebut hanya fokus pada keberagaman serta isu iklim.
Selain Amerika Serikat, sejumlah pemimpin dunia seperti Xi Jinping, Vladimir Putin, dan Javier Milei juga absen dari KTT, tetapi mereka tetap mengirimkan delegasi resmi. Seorang duta besar Afrika Selatan menegaskan bahwa hanya AS yang benar-benar tidak hadir dalam ruang perundingan dan keputusan itu sepenuhnya merupakan pilihan negara tersebut.
(Keysa Qanita)