Dolar AS Bersiap Rebut Kembali Kejayaan di Tengah Meredanya Ketegangan AS-Tiongkok

Dolar AS. Foto: Freepik.

Dolar AS Bersiap Rebut Kembali Kejayaan di Tengah Meredanya Ketegangan AS-Tiongkok

Husen Miftahudin • 26 April 2025 09:35

New York: Dolar Amerika Serikat (AS) menuju kenaikan mingguan pertamanya sejak pertengahan Maret pada perdagangan Jumat waktu setempat (Sabtu WIB) setelah Tiongkok memberikan beberapa pengecualian tarif untuk impor AS. Kondisi ini meningkatkan harapan dimana perang dagang antara dua negara dengan ekonomi terbesar di dunia itu mungkin akan segera mereda.

Mengutip Yahoo Finance, Sabtu, 26 April 2025, indeks dolar AS yang mengukur nilai tukar dolar AS terhadap sekeranjang enam mata uang utama, sedikit pulih, naik 0,2 persen, dan diperdagangkan pada level 99,59. Penguatan tersebut membuat dolar AS bersiap untuk kenaikan mingguan yang moderat, yang pertama sejak pertengahan Maret.

Indeks tersebut telah pulih di awal minggu setelah Presiden AS Donald Trump meredakan ketegangan dengan menarik kembali ancamannya untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan mengambil nada yang lebih lunak terhadap Tiongkok.

Mata uang Negeri Paman Sam tersebut diketahui telah terombang-ambing selama minggu ini, oleh tanda-tanda yang saling bertentangan untuk mencairnya hubungan yang tegang antara Washington dan Beijing. 

Trump pada Selasa menyarankan de-eskalasi pertempuran tarif balasan mereka, dengan mengatakan pembicaraan langsung sudah berlangsung. Kemudian pada Jumat, sejumlah bisnis yang telah diberitahu tentang perubahan tersebut mengatakan Tiongkok telah memberikan beberapa pengecualian dari tarif 125 persen untuk impor AS dan meminta perusahaan untuk mengidentifikasi barang-barang yang dapat memenuhi syarat.

Trump mengatakan pemerintahannya sedang berbicara dengan Tiongkok untuk mencapai kesepakatan tarif dan Presiden Tiongkok Xi Jinping telah meneleponnya. Namun, Beijing terus membantah karakterisasi AS dalam pembicaraan tersebut.

Namun, dengan beberapa pengecualian yang berlaku, masih belum ada kejelasan yang cukup atas gambaran yang lebih besar untuk sepenuhnya membalikkan sebagian arus investor keluar dari dolar, yang telah turun empat persen sejak Trump pertama kali mengumumkan tarif 'Hari Pembebasan' pada 2 April 2025 lalu.
 

Baca juga: Dolar AS Merosot Lagi Gegara Perubahan Arah Kebijakan Trump


(Ilustrasi dolar AS. Foto: Freepik)
 

Pergerakan mata uang utama dunia


Adapun, dolar naik 0,67 persen terhadap yen pada 143,555 dan naik 0,09 persen terhadap franc Swiss pada 0,827 franc. Euro turun 0,11 persen menjadi USD1,1377, sementara pound turun 0,1 persen menjadi USD1,3325, bahkan setelah angka penjualan ritel Inggris yang sangat kuat.

Pelemahan pound terhadap dolar pada awal perdagangan Eropa ini terjadi karena investor semakin berhati-hati terhadap prospek ekonomi Inggris menyusul meningkatnya kembali ketegangan perdagangan global.

Trump sendiri telah mengguncang dolar pada awal minggu, sehingga membuatnya merosot tajam terhadap mata uang utama lainnya dengan ancamannya untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell karena tidak memangkas suku bunga dengan cukup cepat.

Kemudian, dolar melonjak kembali pada Selasa ketika Presiden mengatakan dia tidak pernah berniat mengganti bos bank sentral. Di sisi lain, Washington telah membuat beberapa kemajuan dalam pembicaraan perdagangan awal dengan sekutu Asia, Korea Selatan, dan Jepang.

Menteri Keuangan Jepang Katsunobu Kato mengatakan setelah bertemu dengan Menteri Keuangan AS Scott Bessent, tidak ada pembicaraan tentang target mata uang. Trump menuduh Tokyo melemahkan mata uangnya untuk membantu eksportirnya.

Kepala negosiator Jepang Ryosei Akazawa, yang juga menteri ekonomi, akan mengadakan putaran kedua pembicaraan perdagangan dengan Bessent minggu depan.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)