Dolar AS. Foto: Xinhua/Ahmad Kamal.
25 April 2025 09:14
New York: Dolar Amerika Serikat (AS) mengalami penurunan besar pada perdagangan Kamis waktu setempat (Jumat WIB), karena kesuraman investor atas kurangnya kemajuan dalam meredakan perang dagang AS-Tiongkok kembali muncul setelah selingan optimisme pada hari sebelumnya.
Aset AS, termasuk dolar, menguat pada perdagangan Rabu setelah Presiden AS Donald Trump menarik kembali ancamannya untuk memecat Ketua Federal Reserve Jerome Powell dan tampaknya melunakkan pendiriannya terhadap Tiongkok.
Mengutip Xinhua, Jumat, 25 April 2025, indeks dolar, yang mengukur nilai tukar greenback terhadap enam mata uang utama, turun 0,47 persen menjadi 99,375.
Menteri Keuangan Scott Bessent mengatakan secara terpisah dimana embargo de facto pada perdagangan AS-Tiongkok tidak berkelanjutan, tetapi AS tidak akan bergerak lebih dulu dalam menurunkan pungutannya lebih dari 100 persen pada barang-barang Tiongkok.
Pada Kamis (24/4), kenaikan dolar tersebut telah terurai. Tiongkok mengatakan tidak ada negosiasi yang diadakan mengenai ekonomi dan perdagangan dan mendesak AS untuk mencabut semua tindakan tarif sepihak jika benar-benar ingin menyelesaikan masalah tersebut, meninggalkan investor kira-kira di tempat yang sama seperti sebelumnya dalam hal kejelasan.
Adapun dolar AS telah menjadi korban terbesar dari tarif Trump, turun hingga 4,8 persen sejauh ini selama April. Hal ini akan menandai penurunan bulanan terbesarnya sejak November 2022.
Investor telah terguncang selama beberapa hari terakhir ketika Trump melakukan serangkaian serangan verbal terhadap Powell atas keengganannya untuk memangkas suku bunga sampai dibenarkan oleh data ekonomi.
Penarikan investor terhadap dolar telah sedemikian rupa sehingga dolar berada pada jalur awal tahun terburuknya terhadap sekeranjang mata uang sejak tahun 1970-an, menurut data LSEG.
Baca juga: Dolar AS Mulai Berani 'Unjuk Gigi' |