Israel dan Iran Saling Klaim 'Kemenangan Historis' Setelah Gencatan Senjata

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu (Kiri) dan Presiden Iran, Masoud Pezeshkian (Kanan). (Kantor Pers Pemerintah Israel/Kantor Kepresidenan Iran)

Israel dan Iran Saling Klaim 'Kemenangan Historis' Setelah Gencatan Senjata

Riza Aslam Khaeron • 25 June 2025 14:51

Jakarta: Pasca diumumkannya gencatan senjata antara Iran dan Israel, kedua negara langsung menyatakan diri sebagai pemenang dalam konflik yang berlangsung selama 12 hari. Klaim kemenangan ini disampaikan secara terbuka oleh masing-masing pemimpin negara dalam pernyataan resmi mereka pada Selasa, 24 Juni 2025.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pernyataan videonya menyebut bahwa Israel telah mencapai "kemenangan historis" yang akan bertahan "selama beberapa generasi." 

"Kita telah mengirim program nuklir Iran ke saluran pembuangan," ujarnya seraya menambahkan bahwa Israel juga menghancurkan program produksi rudal balistik Iran.

Menurut Netanyahu, Israel telah menghapus dua ancaman eksistensial sekaligus: ancaman kehancuran akibat senjata nuklir dan ancaman 20.000 rudal balistik yang diyakini sedang dikembangkan Iran.

Ia menegaskan bahwa jika Israel tidak bertindak saat ini, negara itu akan menghadapi kehancuran dalam waktu dekat. 

"Jika seseorang di Iran mencoba memulihkan program itu, kami akan bertindak dengan kekuatan dan tekad yang sama untuk menghentikannya," ujarnya.

Netanyahu juga memuji keterlibatan Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam mendukung kampanye militer terhadap Iran.

"Israel tidak pernah memiliki teman seperti Presiden Trump di Gedung Putih, dan saya sangat berterima kasih atas kerja sama kita," ujarnya, seperti dikutip media Israel. Ia menyebut serangan Amerika Serikat terhadap situs pengayaan bawah tanah Fordo sebagai buah dari kampanye diplomatik Israel bersama Menteri Urusan Strategis Ron Dermer.

Meski sebelumnya Trump secara terbuka mengecam Israel karena menyerang setelah gencatan senjata diumumkan, Netanyahu tetap menyanjung langkah Trump sebagai "tindakan yang belum pernah terjadi sebelumnya." Ia menyebut bahwa Israel akan membuka "poros kemakmuran dan perdamaian" di kawasan setelah poros Iran dinyatakan runtuh.

Netanyahu juga menyampaikan bahwa operasi militer terhadap Iran belum berakhir sepenuhnya, dan Israel masih akan menghadapi tantangan di wilayah lain, termasuk Gaza.

"Kita harus mengalahkan Hamas dan membawa pulang para sandera," katanya.
 

Baca Juga:
Israel Porak Poranda Akibat Serangan Balasan Iran
 

Deklarasi Kemenangan Iran

Sementara itu, dari pihak Iran, Presiden Masoud Pezeshkian menyampaikan pesan nasional kepada rakyat Iran dan menyebut hasil dari konflik sebagai "kemenangan bersejarah" yang sepenuhnya merupakan hasil dari "keteguhan, persatuan, dan ketahanan bangsa Iran."

Mengutip laman resmi Presiden Iran, Pezeshkian menyatakan bahwa Iran berhasil mencapai gencatan senjata perang yang 'dipaksakan' terhadap Iran.

"Hari ini, setelah ketabahan berani Anda, kita menyaksikan gencatan senjata dan berakhirnya perang 12 hari yang dipaksakan terhadap bangsa Iran," ujarnya. Ia menegaskan bahwa "musuh agresor" gagal mencapai tujuannya menghancurkan fasilitas nuklir dan merusak stabilitas internal Iran.

Pezeshkian menyampaikan bahwa awal agresi dilakukan dengan dalih-dalih palsu di saat Iran justru tengah menjalankan diplomasi untuk menghapus kesalahpahaman.

"Sejarah tidak akan melupakan pengkhianatan dan pelanggaran komitmen oleh musuh-musuh Iran tercinta, yang menyerang di tengah jalannya negosiasi," ujarnya.

Meski mengakui adanya korban jiwa dari kalangan warga sipil, ilmuwan, dan komandan militer, serta kerusakan infrastruktur, Pezeshkian menegaskan bahwa kerugian musuh jauh lebih besar meski ditutupi oleh sensor media.

Ia mengatakan bahwa kehancuran terhadap fasilitas dan pusat-pusat penting di wilayah pendudukan menjadi sinyal bagi dunia bahwa "biaya agresi terhadap Iran terlalu berat untuk ditanggung."

Dalam pernyataannya, Pezeshkian menyampaikan rasa hormat kepada seluruh elemen masyarakat yang terlibat, mulai dari militer, Garda Revolusi, polisi, relawan Basij, dinas intelijen, staf medis, hingga sektor perdagangan dan seni.

Ia menegaskan bahwa "kredit penuh atas kemenangan ini adalah milik bangsa besar Iran."

Pezeshkian juga menyerukan kepada negara-negara tetangga untuk menjaga stabilitas kawasan. Ia menekankan bahwa kekuatan militer Iran selalu ditujukan untuk menjaga perdamaian dan persaudaraan antar bangsa, bukan untuk menciptakan konflik baru.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)