Ilustrasi. Foto: Dok MI 
                                                
                    Hendrik Simorangkir •  3 November 2025 19:26 
                
                
                    
                        Tangerang: Sekira 3.000 karyawan pabrik sepatu PT Victory Chingluh Indonesia di Kabupaten Tangerang, Banten, dilakukan pemutusan hubungan kerja (PHK). Pemutusan itu diduga lantaran pesanan produksi menurun drastis dan tingginya upah minimum di wilayah setempat.
"Informasi dari perusahaan bahwa order saat ini tidak cukup untuk menanggung jumlah pekerja yang mencapai sekitar 15 ribu orang. Sehingga mereka harus melakukan PHK terhadap kurang lebih 3.000 buruhnya," kata Sekretaris Jenderal Konfederasi Kongres Aliansi Serikat Buruh Indonesia (KASBI), Andi Kristiantono, Senin, 3 November 2025.
Baca Juga :
Sementara Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Kabupaten Tangerang, Herry Rumawatine, mengatakan alasan PHK itu pun terkait besaran upah di wilayah Tangerang lebih tinggi bila dibandingkan daerah lainnya seperti Jawa Tengah.
 
"Itu (PHK) alasan rasional, di mana para pengusaha yang sedang berusaha menekan biaya produksinya. Produk sama, upahnya lebih rendah. Jadi mereka pindah. Ini saya kira pelajaran juga buat di Kabupaten Tangerang," jelas Herry. 
Menurut Herry pabrik sepatu itu hengkang dari Tangerang pun ada pemicu lainnya seperti ketidakmampuan 
pemerintah daerah dalam menjamin kondusifitas industri.
"Di Tangerang ini banyak biaya-biaya yang tak terduga, yang cukup tinggi. Terhadap lingkungan khususnya, termasuk ormas pasti. Terus izin biaya-biaya lain yang sebetulnya aturannya tidak jelas. Ini kan juga menambah pengeluaran," jelas Herry.
Herry menuturkan PHK itu pun menguatkan perusahaan yang memproduksi sepatu untuk merek internasional itu yang berencana memindahkan usaha produksinya ke Pekalongan, Jawa Tengah. Namun kata Herry, pihaknya audah berkoordinasi dengan Gubernur Banten, Wali Kota, dan Bupati Tangerang untuk mencari solusi agar pabrik tersebut tidak hengkang seluruhnya.
"Mereka (Gubernur, Wali Kota, Bupati) juga sebetulnya menyadari, makanya mereka sekarang bersama-sama bermitra bagaimana bisa jangan sampai pabrik ini pindah," kaya Herry.
Herry menambahkan pihaknya bakal konsolidasi dengan manajemen perusahaan, agar pabrik di Tangerang tetap beroperasi meski membuka fasilitas baru di Jawa Tengah. 
"Kami berharap pemerintah daerah dapat memperbaiki kondisi tersebut dengan menciptakan iklim investasi yang lebih sehat dan efisien," ungkap Herry.
Dari yang terdampak, kurang lebih 1.800 pekerja yang di PHK sudah menerima kompensasi, serta yang lainnya masih melakukan negoisasi.
Sementara Kepala Dinas Tenaga Kerja (Disnaker) Kabupaten Tangerang, Rudi Lesmana, saat dihubungi enggan memberikan keterangan mengenai pemecatan ribuan pekerja tersebut. "Jangan saya, gak berani kasih statement itu," kata Rudi saat dihubungi wartawan.