Rupiah Kamis Pagi Melemah ke Level Rp15.947/USD

Ilustrasi rupiah. Foto: dok MI/Adam Dwi.

Rupiah Kamis Pagi Melemah ke Level Rp15.947/USD

Husen Miftahudin • 21 November 2024 10:09

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami penurunan cukup banyak.

Mengutip data Bloomberg, Kamis, 21 November 2024, rupiah hingga pukul 09.30 WIB berada di level Rp15.947 per USD. Mata uang Garuda tersebut melemah sebanyak 77 poin atau setara 0,49 persen dari Rp15.870 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi mengatakan, perang Rusia-Ukraina menjadi fokus setelah ancaman nuklir Moskow meningkatkan ketegangan antara Rusia dan Ukraina.

"Moskow menurunkan ambang batas pembalasan nuklir atas serangan Ukraina sebagai respons terhadap AS yang dilaporkan mengizinkan penggunaan rudal jarak jauh oleh Ukraina terhadap Rusia, yang diperingatkan Moskow dapat menandai eskalasi mengerikan dalam konflik tersebut," jelas dia.

Namun, Menteri Luar Negeri Rusia Sergei Lavrov mengatakan negara itu akan melakukan semua yang bisa dilakukannya untuk menghindari perang nuklir. Namun permusuhan dengan Ukraina terus berlanjut, karena kedua negara melancarkan serangan yang melemahkan satu sama lain selama seminggu terakhir.

"Selain itu, pasar tetap tidak yakin tentang apa yang akan terjadi pada ekonomi dan suku bunga AS di bawah kepemimpinan Donald Trump, di tengah beberapa keraguan tentang apakah Federal Reserve akan memangkas suku bunga pada Desember," jelas Ibrahim.

Sementara, Bank Rakyat Tiongkok tidak mengubah LPR satu tahun dan lima tahunnya, dengan Beijing kemungkinan menahan stimulus lebih lanjut hingga memperoleh gambaran yang lebih jelas tentang apa yang akan terjadi pada hubungan Tiongkok-AS di bawah kepemimpinan Donald Trump.
 

Baca juga: Rupiah Ditutup Melemah ke Rp15.870/USD
 

BI tahan suku bunga acuan


Di dalam negeri, Bank Indonesia memutuskan untuk kembali menahan suku bunga acuan atau BI-Rate di level 6,00 persen. Suku bunga deposit facility juga dipertahankan di level 5,25 persen dan suku bunga lending facility dipertahankan di level 6,75 persen.

Keputusan mempertahankan BI Rate ini dianggap konsisten dengan arah kebijakan moneter untuk memastikan tetap terkendali inflasi dalam sasaran 2,5 persen plus minus satu persen pada 2024 dan 2025.

Guna untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan, maka fokus kebijakan moneter diarahkan untuk memperkuat stabilitas nilai tukar rupiah karena meningkatnya ketidakpastian geopolitik dan perekonomian global dan tantangan politik di Amerika Serikat.

Ke depan, Bank Indonesia terus memperhatikan pergerakan nilai tukar rupiah, dan prospek inflasi serta perkembangan data dan dinamika kondisi yang berkembang dalam mencermati ruang penurunan suku bunga kebijakan lebih lanjut. Kebijakan makro prudensial dan sistem pembayaran juga terus diarahkan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.


(Ilustrasi kurs rupiah terhadap dolar AS. Foto: MI/Pius Erlangga)

Kebijakan makroprudensial longgar terus ditempuh untuk mendorong kredit/pembiayaan perbankan kepada sektor-sektor prioritas pertumbuhan dan penciptaan lapangan kerja, termasuk UMKM dan ekonomi hijau, dengan tetap memperhatikan prinsip kehati-hatian.

Kebijakan sistem pembayaran juga diarahkan untuk turut mendorong pertumbuhan, khususnya sektor perdagangan dan UMKM, memperkuat keandalan infrastruktur dan struktur industri sistem pembayaran, serta memperluas akseptasi digitalisasi sistem pembayaran.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif dan kemungkinan besar akan mengalami pelemahan.

"Mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup melemah di rentang Rp15.800 per USD hingga Rp15.890 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)