Iklim Investasi Bakal Positif Usai Pemilu

Ilustrasi. Foto: Medcom.id

Iklim Investasi Bakal Positif Usai Pemilu

Annisa Ayu Artanti • 21 February 2024 12:28

Jakarta: Iklim investasi dan pasar modal diprediksi akan positif setelah Pemilihan Umum (pemilu) selesai. Pasalnya, kondisi itu akan menggugurkan ketidakpastian dan kekhawatiran berlarut-larut atas proses pemilihan kepala negara.

Chief Economist Mirae Asset, mengatakan pemilu presiden yang diprediksi akan berlangsung satu putaran tersebut akan memberikan keyakinan bagi pelaku industri dan bisnis untuk mengambil keputusan yang lebih ekspansif.

“Prediksi positif pada iklim investasi tersebut dibarengi dengan faktor prediksi dipangkasnya BI rate pada
semester II-2024,” ujar Rully dikutip Rabu, 21 Februari 2024.

Saat ini, pemilu yang baru dilakukan pada 14 Februari 2024 sudah menunjukkan sinyal unggulnya calon presiden di atas batas yang tidak dapat disusul oleh calon presiden lain sekaligus berpotensi menggugurkan potensi pemilihan presiden (pilpres) dua putaran. Prediksi tersebut didasari penghitungan cepat beberapa
lembaga survei dan hasil finalnya akan diumumkan bulan depan.
 

Baca juga: 

Investasi Digenjot, Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Diyakini Tumbuh 5,06% Tahun Ini

Faktor eksternal memberi pengaruh investasi

Meskipun demikian, Rully mengatakan faktor makro ekonomi eksternal lebih berpengaruh terhadap makro ekonomi domestik, dibanding faktor pemilu terhadap makro ekonomi dalam negeri.

Dia mengatakan faktor lain yang akan berpengaruh kepada kondisi makro ekonomi Indonesia adalah
perkembangan inflasi di negara-negara ekonomi maju yang menentukan arah suku bunga, inflasi dalam negeri yang juga stabil, serta neraca luar negeri dan neraca fiskal yang lebih terkendali.

Menurut dia, satu faktor lain yang mendasari optimisme tersebut didasari oleh prediksi belanja pemerintahan yang lebih fokus menjaga stabilitas makroekonomi. Rully juga mencatat terdapat beberapa risiko yang juga
dapat memengaruhi kondisi ekonomi Indonesia. 

Beberapa faktor tersebut adalah kondisi geopolitik yang masih penuh dengan ketidakpastian. Faktor risiko tersebut adalah potensi penurunan harga komoditas karena prediksi perlambatan ekonomi di Tiongkok dan tingkat global, inflasi AS yang dapat lebih tinggi daripada ekspektasi, serta berlanjutnya ketidakpastian ekonomi akibat pemilu.

Ke depannya, tutur Rully, momentum politik lain yang masing ditunggu publik adalah ketika pembentukan
kabinet yang akan menunjuk menteri-menteri dan pejabat negara lainnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)