Hizbullah: Kami Akan Tetap Angkat Senjata Selama Israel Masih Menyerang

Sekjen Hizbullah Naim Qassem. (Anadolu Agency)

Hizbullah: Kami Akan Tetap Angkat Senjata Selama Israel Masih Menyerang

Willy Haryono • 29 June 2025 13:10

Beirut: Sekretaris Jenderal Hizbullah, Naim Qassem, menegaskan pada Sabtu kemarin bahwa kelompoknya tidak akan meletakkan senjata selama serangan Israel ke Lebanon selatan terus berlanjut.

Dalam pernyataan yang dikutip Kantor Berita Nasional Lebanon (NNA), Qassem menyatakan bahwa meski gencatan senjata dengan Israel memberikan tanggung jawab tertentu kepada Lebanon, Hizbullah tetap bersiap menghadapi agresi Israel yang berkelanjutan.

"Siapa orang waras yang begitu saja bersedia menyerahkan kekuatannya? Kami tidak akan menyerahkan kekuatan kami selama Israel masih terus menyerang," tegas Qassem dalam pidato di kawasan Dahieh, selatan Beirut.

Qassem juga mengecam keras serangan Israel yang menyasar warga sipil di Nabatieh, dan menyerukan negara untuk lebih bertanggung jawab atas perlindungan rakyatnya.

"Apakah kalian pikir kami akan diam selamanya? Itu tidak benar. Kalian sudah pernah mencoba kami. Kami tidak punya pilihan selain mempertahankan kehormatan kami," tegas dia, dikutip dari Anadolu Agency, Minggu, 29 Juni 2025.

Pernyataan ini kembali menegaskan posisi Hizbullah yang secara konsisten menolak menyerahkan senjata, dengan alasan mempertahankan kedaulatan nasional.

Di sisi lain, beberapa tokoh politik Lebanon seperti pemimpin Druze Walid Jumblatt dan ketua Partai Kekuatan Lebanon (LF) Samir Geagea berpendapat bahwa senjata seharusnya hanya dimiliki oleh negara.

Serangan Israel ke Lebanon selatan terus berlangsung hampir setiap hari, meski perjanjian gencatan senjata antara kedua negara telah ditandatangani pada November lalu. Gencatan tersebut mengakhiri berbulan-bulan perang lintas batas antara Israel dan kelompok perlawanan Lebanon itu.

Namun, menurut otoritas Lebanon, Israel telah melakukan hampir 3.000 pelanggaran terhadap gencatan senjata tersebut, termasuk menewaskan sedikitnya 224 orang dan melukai lebih dari 500 lainnya.

Sesuai kesepakatan, Israel seharusnya menarik seluruh pasukannya dari Lebanon selatan paling lambat 26 Januari. Namun, batas waktu itu diperpanjang hingga 18 Februari setelah Tel Aviv menolak mematuhi.

Saat ini, Israel masih mempertahankan lima pos militer di perbatasan Lebanon.

Baca juga:  Israel Gempur Lebanon Selatan, Kota Ayta al-Shaab Jadi Sasaran

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Willy Haryono)