Proses jelang pemakaman Mantan Ketua PBNU Imam Aziz. Metrotvnews.com/ Ahmad Mustaqim
Yogyakarta: Ketua Periode 2010-2021 Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Imam Aziz wafat, Sabtu dini hari, 12 Juli 2025. Imam Aziz wafat setelah sempat dirawat di Rumah Sakit Umum Pusat (RSUP) Sardjito Yogyakarta.
"Habis Magrib beliau merasa sesak napas (Jumat malam), kemudian diantar ke (RSUP Dr) Sardjito," kata Adik almarhum Imam Aziz, Solihin, saat dikonfirmasi.
Sejumlah kerabat dan kolega menghadiri takziyah saat jenazah disemayamkan di Pondok Pesantren Bumi Cendekia. Mereka yang hadir dari kalangan kiai, ulama, aktivis, hingga para santri.
Perwakilan Gusdurian, Jay Ahmad, mengatakan Imam Aziz berkontribusi besar terhadap perkembangan komunitasnya. Menurut dia komunitas Gusdurian yang kini memiliki 130 perwakilan komunitas di dalam dan luar negeri dengan dukungan Imam Aziz.
"Bagi kami itu warisan perjuangannya beliau sangat besar. Baliau tak pernah meninggalkan Gusdurian. Selalu menyempatkan waktunya untuk kegiatan Gusdurian. Kami sangat kehilangan besar beliau, murid dan sahabat Gusdur yang mengingatkan kami melaksanakan ajaran dan pemikiran Gusdur," jelasnya.
Gun Retno, perwakilan Masyarakat Samin, mengatakan pernah mendapatkan pesan dari Mustofa Bisri (Gus Mus) agar berdiskusi dengan Imam Aziz. Diskusi tersebut agar memikirkan Pulau Jawa yang sudah sangat padat penduduk.
"Saya pernah dipesan Gus Mus untuk memikirkan bersama Imam Aziz memikirkan moratorium izin tambang di Jawa," ucapnya.
Almarhum Imam Aziz bernama lengkap Muhammad Imam Aziz lahir di Pati, Jawa Tengah pada 29 Maret 1962. Ayahnya bernama KH Abdul Aziz Yasin, santri KH Ali Maksum Krapyak (Rais Aam PBNU 1981-1984). Sementara ibunya Hj. Fathimah. Jenazah Imam Aziz dimakamkan Kompleks Pondok Pesantren Cendekia Kecamatan Mlati, Kabupaten Sleman.