Putin Diminta Akhiri Perang di Ukraina oleh Ajudannya Sendiri

Presiden Rusia Vladimir Putin. (EPA-EFE)

Putin Diminta Akhiri Perang di Ukraina oleh Ajudannya Sendiri

Willy Haryono • 11 August 2025 19:34

Moskow: Seorang ajudan senior Rusia, Dmitry Kozak, yang menjabat posisi wakil kepala administrasi Presiden Vladimir Putin, dilaporkan mendesak sang presiden untuk mengakhiri perang di Ukraina dan memulai perundingan damai.

Kabar ini disampaikan oleh sumber-sumber yang dikutip The New York Times pada 10 Agustus 2025, hanya beberapa hari sebelum pertemuan antara Presiden Amerika Serikat Donald Trump dan Putin yang dijadwalkan berlangsung di Alaska pada 15 Agustus.

Pertemuan itu berpotensi menjadi dialog tatap muka pertama keduanya sejak Trump kembali menjabat. Gedung Putih juga dikabarkan mempertimbangkan untuk mengundang Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky di hari yang sama.

Kozak, sekutu lama Putin, disebut sebagai salah satu dari sedikit pejabat tinggi Rusia yang secara pribadi menentang perang Rusia di Ukraina. Ia dikabarkan telah mempresentasikan rencana penghentian pertempuran kepada Putin, sekaligus mengusulkan reformasi internal seperti peningkatan pengawasan terhadap badan keamanan Rusia dan pembentukan sistem peradilan independen.

Sebelum invasi skala penuh dimulai pada 2022, Kozak sudah memperingatkan Putin tentang potensi perlawanan sengit Ukraina, dan pernah mencoba, namun gagal, dalam menegosiasikan gencatan senjata setelah meletusnya perang.

Meski lama terlibat dalam urusan terkait Ukraina, pengaruh Kozak kini disebut meredup, dengan Sergei Kirienko mengambil alih pengelolaan wilayah pendudukan. Orang dalam Kremlin menilai sikap Kozak yang menentang perang sebagai sesuatu yang unik di lingkaran inti Putin, meski ia menyampaikan keberatannya secara tertutup.

Sejumlah pejabat Barat mengatakan Kozak masih menjaga komunikasi informal dengan perwakilan asing untuk mencari argumen yang dapat meyakinkan Putin mengubah arah kebijakan. Namun, mengingat sikap keras Putin dan dominannya pengaruh aparat keamanan di Moskow, upaya Kozak dinilai kecil kemungkinannya memengaruhi presiden Rusia itu.

Putin sendiri berulang kali menolak gencatan senjata tanpa syarat, menuntut agar Ukraina membatalkan ambisi bergabung dengan NATO dan menarik pasukan dari wilayah pendudukan termasuk Donetsk, Luhansk, Zaporizhzhia, dan Kherson sebagai prasyarat perdamaian.

Tuntutan tersebut kembali disampaikan dalam pembicaraan damai di Istanbul pada Mei dan Juli, yang keduanya berakhir tanpa kemajuan.

Dalam pernyataan terbarunya, Trump mengatakan ia dan Putin akan membahas proposal gencatan senjata yang mencakup pemberian wilayah timur Ukraina kepada Rusia. Zelensky menolak keras rencana itu, memperingatkan bahwa kesepakatan semacam itu hanya akan memberi waktu bagi Moskow untuk memperkuat posisi dan melancarkan serangan baru.

Baca juga: Uni Eropa Khawatir Kesepakatan Trump–Putin Paksa Ukraina Serahkan Wilayah

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Willy Haryono)