INZS 2025 Soroti Komitmen Iklim Indonesia di Tengah Krisis Global

Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2025 digelar di Djakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat. (Foto: Dok. Ist)

INZS 2025 Soroti Komitmen Iklim Indonesia di Tengah Krisis Global

Patrick Pinaria • 29 July 2025 14:22

Jakarta: Foreign Policy Community of Indonesia (FPCI) secara resmi membuka Indonesia Net-Zero Summit (INZS) 2025 yang digelar di Djakarta Theatre XXI, Jakarta Pusat. Tahun ini, forum iklim tahunan terbesar di Indonesia itu mengusung tema 'Raising Indonesia's Game: Staying Climate-Focused in Times of Great Distraction'.

Dengan tema tersebut, INZS 2025 menekankan pentingnya menjaga komitmen terhadap agenda iklim nasional di tengah berbagai tantangan global, seperti krisis geopolitik, ketidakpastian ekonomi, hingga maraknya disinformasi publik yang dapat menghambat upaya transisi menuju emisi nol bersih.

Dalam sambutan pembukaannya, Dr. Dino Patti Djalal menyoroti tema INZS tahun ini. Ia percaya bahwa perang melawan perubahan iklim adalah salah satu perjuangan terpenting saat ini, yang sayangnya seringkali terabaikan oleh berbagai gangguan global.

"Ini adalah pertempuran terpenting dalam sejarah manusia. Warisan Presiden Prabowo seharusnya adalah Presiden yang memiliki iklim nol bersih. Saya yakin kita masih bisa membalikkan keadaan, terlepas dari semua kerugian yang kita alami. Setiap negara memiliki kewajiban hukum untuk memastikan kita tidak terjerumus lebih dalam ke dalam bencana iklim," ujar Dino.

Dalam proses penyusunan Second Nationally Determined Contribution (SNDC) Indonesia di bawah Perjanjian Paris, summit ini menjadi wadah yang tepat waktu untuk menegaskan kembali komitmen Indonesia terhadap kepemimpinan iklim. Momentum ini menawarkan peluang krusial bagi Indonesia untuk menunjukkan aksi yang ambisius dan terukur, sejalan dengan jalur pembatasan kenaikan suhu 1,5 derajat celcius. Melalui pertemuan ini, FPCI menegaskan bahwa tanggung jawab iklim bukanlah hambatan bagi pembangunan, melainkan aset strategis dalam mewujudkan Visi Indonesia Emas 2045.

"Indonesia menunjukkan kepada dunia bahwa ambisi iklim dan pembangunan ekonomi bukanlah dua hal yang saling bertentangan. Keduanya bukan jalan yang berlawanan. Justru sebaliknya, keduanya adalah dua sisi dari satu strategi terpadu untuk menghadirkan kesejahteraan, ketahanan, dan martabat bagi masyarakat," tutur Executive Secretary of the United Nations Framework Convention on Climate Change (UNFCCC) Simon Stiell dalam pembukanya. 

 

Baca: FPCI Dorong Prabowo Tampil di COP30, Bukti Keseriusan Transisi Energi


Untuk membangun kerangka diskusi sehari ini, INZS tahun ini mengajukan pertanyaan utama: 'Dapatkah Indonesia tampil sebagai pelopor dan pemimpin dalam diplomasi iklim dan transisi hijau?" Pernyataan terbaru Presiden Prabowo Subianto di berbagai forum internasional telah memunculkan kembali optimisme.

Pada KTT G20 di Brasil tahun lalu, Presiden menyatakan keyakinannya bahwa Indonesia dapat mencapai emisi nol bersih (net-zero) pada tahun 2050. Dalam pertemuannya dengan Presiden Brasil, Luiz Inácio Lula da Silva, ia bahkan melangkah lebih jauh, menetapkan target ambisius untuk mencapai 100 persen energi terbarukan dalam satu dekade ke depan. Pernyataan-pernyataan ini mengindikasikan kemungkinan adanya pergeseran menuju kebijakan iklim nasional yang lebih proaktif.

"Komitmen Indonesia untuk mencapai emisi nol pada 2060 dan seruan tegas Presiden Prabowo telah mengirimkan pesan kuat kepada dunia," kata Stiell menambahkan.

Menteri Koordinator Bidang Pangan RI, Zulkifli Hasan yang menyoroti pentingnya keadilan iklim dan serta peran aksi lokal dalam gerakan iklim Indonesia.

"Presiden meluncurkan Kopdes Merah Putih di 80 ribu desa. Nantinya akan bangun listrik berbasis solar panel. Ini secara serius sedang dipersiapkan," kata Zulkifli.

Ia juga menggarisbawahi komitmen penuh pemerintahan RI terhadap transisi demi mewujudkan kedaulatan ekonomi dan pangan.

"Kami berkomitmen penuh, di bawah Presiden Prabowo, untuk mendorong transisi ini sebagai bagian misi besar; mewujudkan pangan yang berdaulat, adil, dan berkelanjutan. Transisi energi dan iklim bukanlah beban, tapi menuju jalan kedaulatan ekonomi pangan, dan masa depan Indonesia," tuturnya. 

 
Baca: Indonesia Net-Zero Summit 2025, FPCI Targetkan RI Jadi Environmental Superpower


INZS 2025 dihadiri oleh perwakilan dari pemerintah, diplomat, akademisi, pelaku usaha, organisasi internasional, akademisi, LSM, serta tokoh-tokoh berpengaruh dari berbagai sektor. Sejumlah figur ternama yang hadir antara lain:

- Simon Stiell (Executive Secretary UNFCCC)
- Zulkifli Hasan, Menteri Koordinator Bidang Pangan RI
- Diaz Hendropriyono, Wakil Menteri Lingkungan Hidup RI
- Eddy Soeparno, Wakil Ketua MPR RI
- Dadan Kusdiana, Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM RI
- Gita Wirjawan, Host of “Endgame with Gita Wirjawan” Podcast
- Tiza Mafira, Direktur Climate Policy Initiative Indonesia
- Andhyta F. Utami, Climate Principal Think Policy Indonesia
- Leonard Simanjuntak, Country Director Greenpeace Indonesia
- Andini Effendi, Jurnalis Independen
- Fabby Tumiwa, Direktur Eksekutif Institute for Essential Services Reform (IESR)
- Jerhemy Owen, Konten Kreator & Founder Bumitorri
- Ghina Raihanah Tadjoedin, 4th Runner Up Puteri Indonesia 2024
- Morgan Oey, Aktor

INZS 2025 akan menjadi ruang untuk membedah arah kebijakan iklim dan lingkungan di bawah pemerintahan Presiden Prabowo. Selama satu hari penuh, konferensi ini akan menghadirkan sejumlah diskusi tematik yang relevan, di antaranya:

1. Can Indonesia Raise the Game? Kiat dan Kebijakan Indonesia untuk Menjadi Pendekar Dunia Net-Zero
Can Indonesia Raise the Game? Indonesia’s Strategies and Policies to Become a Global Net-Zero Champion

2. Menemukan Keseimbangan antara Ketahanan dan Kelestarian Lingkungan Finding the Right Balance Between Nature and Security

3. Taking Center Stage: Saatnya Bisnis dan Industri Pimpin Perjuangan Net-Zero!
Taking Center Stage: How Businesses and Industries Can Lead the Net-Zero Race

4. Bencana Iklim Semakin Mengancam: Cara Membangun Sistem Adaptasi dan Ketahanan yang Ampuh
Climate Disasters are Here! How to Build an Effective System of Adaptation and Resilience

5. Middle Powers Rising! Kiat Negara-negarayang Sukses Menjalankan Kebijakan Iklim Menjadi Pertumbuhan Ekonomi di Abad ke-21
Middle Powers Rising! How Countries Turn Climate Action into Growth Engines in the 21st Century

6. Wishful Thinking or Real Prospect? Mencari Pendanaan yang Memadai untuk Transisi Hijau
Wishful Thinking or Real Prospect? The Imperative of Adequate Financing for A Successful Green Transition

7. #GenNetZero in Action: Mengambil Kendali Penuh untuk menyelamatkan Masa Depan Dunia Kami
#GenNetZero in Action: Taking full ownership of OUR Future World

8. Semoga Kali ini Lebih Baik: Perlunya Gaspol Transisi Energi Bersih
This Time Hopefully Better: Why We Must Go Full Speed with the Clean Energy Transition

9. Persaingan Geopolitik dan Dampaknya bagi Kerjasama Perubahan Iklim
How Geopolitical Developments are Severely Complicating our Climate Objectives

10. Mengubah Krisis Jadi Harapan: Teknologi Hijau untuk Solusi Iklim
Turning Crisis into Hope: How Climate Tech Can Drive Real Solutions

11. Peran Pemerintah Daerah untuk Masa Depan Net-Zero Indonesia
The Role of Sub-National Governments in Indonesia’s Net-Zero Future

Setelah rangkaian diskusi sehari penuh, acara INZS 2025 akan ditutup oleh penampilan khusus oleh Endah N Rhesa, sebagai sarana untuk mengkampanyekan 'No Music on A Dead Planet', sebuah movement guna menyuarakan isu mengenai perubahan iklim dan lingkungan melalui penampilan musik. INZS 2025 terbuka untuk umum dan tidak dipungut biaya.

Untuk pendaftaran, agenda lengkap dan informasi lebih lanjut mengenai INZS 2025, sila berkunjung ke situs fpciclimate.org.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Rosa Anggreati)