Komisi Percepatan Reformasi Polri. Foto: Metrotvnews.com/Siti Yona Hukmana.
Siti Yona Hukmana • 19 November 2025 17:11
Jakarta: Komisi Percepatan Reformasi Polri membuka hotline sekretariat melalui email dan WhatsApp. Tujuannya, untuk menyerap lebih luas lagi aspirasi dari masyarakat untuk perbaikan kepolisian.
Ketua Komisi Percepatan Reformasi Polri, Jimly Asshiddiqie, mengatakan hotline ini dibuka karena banyaknya masukan masuk kepadanya secara pribadi. Ia berharap dengan adanya hotline itu, masyarakat dapat lebih mudah untuk menyampaikan aspirasinya. Aspirasi yang diterima pun dipastikan tidak memiliki batasan.
"Jadi, selama satu bulan ini kami berharap mendapatkan masukan ya, dan karena di ponsel kami itu banyak sekali masukan. Nah jadi kami bikin WhatsApp sendiri, WhatsApp sekretariat untuk menampung masukan baik yang tertulis, kan setebal-tebalnya kan bisa ditulis sekarang baik melalui email maupun melalui WA," kata Jimly di Komplek STIK-PTIK, Jakarta Selatan, Rabu, 19 November 2025
Jimly menyebut segala masukan maupun pertanyaan juga bisa ditanyakan langsung melalui nomor 08131797771 atau melalui email
sekretariat.reformasikepolisian@gmail.com.
"Kami mengundang masyarakat luas yang mau berpartisipasi dalam memberi masukan silaka kirim melalui WhatsApp atau email," tutur Jimly.
Komisi Percepatan Reformasi Polri. Foto: Dok. Polri.
Komisi Percepatan Reformasi Polri kembali menggelar audiensi atau rapat dengar pendapat (RDP) untuk menerima aspirasi demi perbaikan Polri. Rapat kali ini dilakukan dengan masyarakat sipil hingga Purnawirawan TNI.
Mereka yang hadir ialah, mantan Menteri Pemuda dan Olahraga (Menpora) Roy Suryo, ahli digital forensik Rismon Hasiholan Sianipar, Dokter Tifauziah Tyassuma, dan wakil tim pembela ulama dan aktivis (TPUA) Rizal Fadillah. Namun, mereka walk out atau keluar ruang audiensi karena tidak diperbolehkan menyampaikan pendapat sebab berstatus tersangka kasus tudingan ijazah palsu Presiden ke-7 Joko Widodo.
Selain Roy Cs ada pula Pakar Hukum Tata Negara Refli Harun, M. Said Didu, Edy Mulyadi, Munarman, dan Yanuar Aziz yang ikut walk out. Mereka keluar karena rasa solidaritas dengan Roy Suryo Cs.
Namun, aspirasi mereka terkait penanganan kasus tudingan ijazah palsu Jokowi disampaikan oleh Kritikus Politik Faizal Assegaf. Di samping itu, purnawirawan TNI hadir dari angkatan laut dan udara. Mereka menyampaikan terkait perbaikan Polri dari sisi struktural dan kultural.
Adapun, ini merupakan audiensi kedua untuk menyerap aspirasi masyarakat. Sebelumnya, komisi reformasi Polri telah menyerap aspirasi dari Gerakan Nurani Bangsa (GNB) untuk membuat Polri lebih baik.