Jemawa Rupiah Terus 'Tindas' Dolar AS, Perry: Berkat Kebijakan Stabilisasi BI

Rupiah dan dolar AS. Foto: dok MI.

Jemawa Rupiah Terus 'Tindas' Dolar AS, Perry: Berkat Kebijakan Stabilisasi BI

Husen Miftahudin • 21 May 2025 16:12

Jakarta: Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo jemawa penguatan nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS). Menurut dia, penguatan mata uang Garuda tersebut berkat kebijakan stabilisasi Bank Indonesia.

"Nilai tukar rupiah tetap stabil dan cenderung menguat didukung kebijakan stabilisasi Bank Indonesia dan ketidakpastian pasar keuangan global yang sedikit mereda," ucap Perry dalam Pengumuman Hasil Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bulanan Periode Mei 2025 di Jakarta, Rabu, 21 Mei 2025.

Adapun, nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Mei 2025 (hingga 20 Mei 2025) menguat sebesar 1,13 persen point to point (ptp) dibandingkan dengan posisi akhir April 2025.

Rupiah juga cenderung menguat dibandingkan dengan kelompok mata uang negara berkembang mitra dagang utama Indonesia dan kelompok mata uang negara maju di luar dolar AS.
 

Baca juga: Rupiah Naik Tipis 0,03% Pagi Ini


(Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo. Foto: Tangkapan layar Konpers RDG Bulanan Mei 2025)
 

Sesuai dengan fundamental ekonomi domestik


Secara keseluruhan, jelas Perry, pergerakan rupiah berada dalam kisaran yang sesuai dengan fundamental ekonomi domestik dalam menjaga stabilitas perekonomian.

"Ke depan, nilai tukar rupiah diprakirakan stabil didukung komitmen Bank Indonesia dalam menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, imbal hasil yang menarik, inflasi yang rendah, dan prospek pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tetap baik," tegas dia.

Bank Indonesia, sambung Perry, juga terus memperkuat respons kebijakan stabilisasi, termasuk intervensi terukur di pasar off-shore NDF dan strategi triple intervention pada transaksi spot, DNDF, dan SBN di pasar sekunder.

"Seluruh instrumen moneter juga terus dioptimalkan, termasuk penguatan strategi operasi moneter pro-market melalui optimalisasi instrumen SRBI, SVBI, dan SUVBI, untuk memperkuat efektivitas kebijakan dalam menarik aliran masuk investasi portofolio asing dan mendukung stabilitas nilai tukar rupiah," beber Perry.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)