Tim SAR Andalkan Suara dan Kamera Interaksi dengan Korban Tertimbun di Ponpes Al Khoziny

Tim SAR berupaya evakuasi santri di balik reruntuhan beton musala Ponpes Al Khoziny Sidoarjo. (Basarnas Surabaya)

Tim SAR Andalkan Suara dan Kamera Interaksi dengan Korban Tertimbun di Ponpes Al Khoziny

Amaluddin • 1 October 2025 14:55

Sidoarjo: Upaya evakuasi korban reruntuhan Pondok Pesantren Al Khoziny di Buduran, Sidoarjo, terus dilakukan dengan penuh kehati-hatian. Kepala Subdirektorat Pengendali Operasi Bencana Basarnas Pusat, Emir Freezer, mengungkapkan tim menghadapi tantangan besar akibat pola runtuhan bangunan model pancake.

"Bangunan empat lantai ini mengalami kegagalan konstruksi, lalu runtuh menumpuk seperti pancake. Kondisi ini membuat pusat gravitasi bangunan miring ke kiri dan menutup akses ke sejumlah ruang. Kami hanya bisa mengandalkan suara dan kamera fleksibel untuk berinteraksi dengan korban," kata Emir dalam keterangan pers pada Rabu, 1 Oktober 2025.

Bentuk utama kolom bangunan yang melengkung menyerupai huruf U menandakan elastisitas struktur yang tidak sesuai standar. Akibatnya, muncul celah-celah sempit yang sangat sulit ditembus tim penyelamat.

Selama dua hari pencarian, tim gabungan berjumlah 375 personel berhasil mengevakuasi 11 korban dari tiga sektor pencarian. Sektor tersebut meliputi A1, A2, dan A3 dengan karakteristik yang berbeda-beda.

Baca: Basarnas Temukan 15 Titik Korban di Reruntuhan Musala Ponpes Al Khoziny

Saat ini fokus pencarian ditujukan ke 15 titik lokasi korban yang telah terdeteksi. Dari jumlah tersebut, delapan korban berstatus hitam dan tujuh korban berstatus merah. Salah satu korban yang masih responsif berada di sektor A1 namun terhimpit bordes bangunan. Tim sedang membuat terowongan dari bawah untuk menyelamatkannya.

"Kami sedang membuat terowongan dari bawah untuk menyelamatkannya. Namun gempa yang terjadi semalam membuat posisi bordes turun 10 cm, sehingga ruang untuk kepala korban semakin sempit. Ini memperbesar risiko dan membuat evakuasi semakin rumit," jelas Emir.

Tim SAR tidak dapat menggunakan alat berat meskipun tersedia di lokasi. Getaran kecil saja dapat merembet ke seluruh konstruksi yang sudah rapuh. "Struktur penyangga sudah gagal total. Kalau salah intervensi, dampaknya seperti jaring laba-laba satu titik digoyang, maka sektor lain ikut bergerak," ujar Emir.

Basarnas menekankan bahwa fase evakuasi saat ini masih dalam masa golden time 72 jam. Jika korban yang masih responsif tidak dapat diselamatkan dalam waktu tersebut, operasi akan bergeser ke fase pemulihan.

"Prinsip kami satu nyawa sangat berharga. Karena itu kami mengedepankan kehati-hatian, meskipun operasi menjadi lebih lambat," tandas Emir

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Whisnu M)