Hamas Kecam Penyitaan Kapal Greta Thunberg, Sebut 'Kegagalan Propaganda Zionis'

Kapal Madleen yang digunakan Greta dan FFC. (Instagram/@gretathunberg)

Hamas Kecam Penyitaan Kapal Greta Thunberg, Sebut 'Kegagalan Propaganda Zionis'

Riza Aslam Khaeron • 9 June 2025 15:39

Gaza: Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengecam keras penyitaan kapal bantuan "Madleen" oleh militer Israel yang membawa aktivis iklim asal Swedia Greta Thunberg dan sejumlah relawan internasional menuju Gaza.

Dalam pernyataan resminya yang diunggah di kanal Telegram Hamas hari ini, kelompok tersebut menyebut tindakan Israel sebagai "pembajakan zionis" dan "kejahatan terhadap kemanusiaan".

"Gerakan Perlawanan Islam Hamas mengecam keras kejahatan perompakan yang dilakukan oleh pasukan pendudukan terhadap kapal 'Madleen', yang membawa para aktivis solidaritas dari berbagai negara dunia dan mencegah mereka mencapai misi kemanusiaan untuk mematahkan pengepungan Gaza," tulis Hamas dalam pernyataan resminya, Senin, 9 Juni 2025.

Israel sebelumnya menyatakan akan menggunakan "segala cara yang diperlukan" untuk mencegah kapal mencapai wilayah Gaza. Kapal Madleen, yang berlayar dari Sisilia sejak 1 Juni 2025 sebagai bagian dari Freedom Flotilla Coalition (FFC), dicegat oleh pasukan Israel di Laut Tengah.

Mengutip The New York Times, pasukan Israel mengalihkan kapal ke pelabuhan Israel, dan para penumpangnya akan dipulangkan ke negara masing-masing.

Dalam keterangan Kementerian Luar Negeri Israel, penyitaan dilakukan karena kapal tersebut dianggap berusaha melanggar blokade laut atas Gaza yang telah diberlakukan sejak 2007. Mereka menuduh para aktivis termasuk Thunberg sebagai bagian dari "provokasi media".

"Yacht selfie para 'selebriti' sedang menuju pantai Israel," tulis akun resmi Kemenlu Israel, seraya menuding Thunberg dan rekan-rekannya hanya ingin mencari sorotan publik.

Freedom Flotilla Coalition sempat mengumumkan bahwa alarm berbunyi dan drone terbang di atas kapal sebelum mereka kehilangan kontak dengan Madleen. Dalam video yang diunggah kemudian, terlihat penumpang mengenakan rompi pelampung saat kapal lain mendekat dan beberapa orang menaiki dek Madleen.
 

Penyitaan Kapal Sebagai Pelanggaran Hukum Internasional

Hamas menilai tindakan Israel sebagai pelanggaran hukum internasional dan bentuk serangan terhadap misi kemanusiaan.

"Penyitaan 'Madleen' di perairan terbuka dan pencegahan pengiriman bantuan merupakan pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional dan penyerangan terhadap misi kemanusiaan," tegas Hamas.

Dalam pernyataan yang sama, Hamas memberikan penghormatan kepada para aktivis dari berbagai negara dan etnis yang tetap melanjutkan perjalanan meskipun mendapat ancaman.

Mereka juga menyebutkan bahwa "Madleen" membawa serta gelombang solidaritas dari berbagai negara termasuk Aljazair, Tunisia, dan Yordania, menyusul kegagalan apa yang mereka sebut sebagai "mesin propaganda zionis".

"Kami di Gerakan Hamas menuntut pembebasan segera para relawan dan menuntut pendudukan bertanggung jawab penuh atas keselamatan mereka," lanjut pernyataan tersebut.

Selain itu, Hamas menyerukan kepada negara-negara Arab dan organisasi internasional untuk bertindak segera dalam membebaskan para relawan serta menindak pelanggaran Israel terhadap hukum maritim.

"Kejahatan blokade tidak akan menjatuhkan tekad rakyat kami, dan semua upaya propaganda Zionis akan gagal menghadapi tekad rakyat Gaza yang telah bertahan lebih dari 17 tahun."
 
Baca Juga:
Greta Thunberg Cs Siarkan Dirinya Diculik Pasukan Israel dari Kapal Madleen
 

Menlu Israel Panggil Greta "Propagandis Hamas"

Menteri Pertahanan Israel Israel Katz sebelumnya menyebut Greta Thunberg sebagai "anti-semit" dan menyatakan bahwa siapa pun yang mencoba menembus blokade adalah "propagandis Hamas".

"Untuk Greta si antisemit dan rekan-rekannya, para propagandis Hamas — saya katakan dengan jelas: Kalian sebaiknya mundur, karena kalian tidak akan sampai ke Gaza," ujar Katz.

Sementara itu, Thunberg menyatakan sebelum keberangkatan bahwa misi ini adalah "tindakan moral dalam menghadapi genosida yang disiarkan langsung di depan mata dunia".

"Karena saat kita berhenti mencoba, saat itulah kita kehilangan kemanusiaan kita. Dan betapapun berbahayanya misi ini, itu tak sebanding dengan bahayanya dunia yang diam membisu," kata Thunberg.

Kapal Madleen membawa sejumlah barang bantuan simbolis seperti susu bayi, tepung, beras, popok, alat medis, dan prostetik anak. Meskipun bantuan ini dinilai "kurang dari satu truk" oleh Israel, Freedom Flotilla menyebutnya sebagai simbol perlawanan terhadap pengepungan dan ketidakpedulian global.

Penyitaan kapal ini menambah daftar panjang upaya pengiriman bantuan ke Gaza yang digagalkan Israel. Pada 2010, kapal Mavi Marmara diserbu pasukan komando Israel, menewaskan sembilan aktivis dan memicu kecaman dunia internasional.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)