Presiden AS Donald Trump saat berbicara di PBB. (EPA-EFE)
Willy Haryono • 24 September 2025 14:06
New York: Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menggunakan panggung Sidang Umum PBB di New York pada Selasa, 23 September, untuk membela penggunaan bahan bakar fosil sekaligus menyerang energi hijau.
Pidato itu disampaikan menjelang KTT Iklim yang digelar Sekretaris Jenderal PBB Antonio Guterres guna mendorong negara-negara memperbarui komitmen pengurangan emisi.
Dalam pidato berdurasi satu jam, Trump melontarkan kritik pedas, mulai dari kebijakan imigrasi, kegagalan PBB menciptakan perdamaian di Gaza dan Ukraina, hingga isu perubahan iklim. Ia menegaskan pandangan politiknya yang menolak sains iklim, menyebutnya sebagai bagian dari “perang budaya” di Amerika Serikat.
“Perubahan iklim, menurut saya, adalah penipuan terbesar yang pernah dilakukan di dunia. Jejak karbon adalah tipuan yang dibuat oleh orang-orang dengan niat jahat, dan mereka menuju jalur kehancuran total,” kata Trump, dikutip France24, Rabu, 24 September 2025.
Jejak karbon sendiri merujuk pada total emisi gas rumah kaca yang dihasilkan oleh individu, kelompok, atau produk. Istilah ini populer sejak awal 2000-an melalui kampanye perusahaan energi BP, yang kerap dikritik sebagai upaya mengalihkan tanggung jawab emisi dari korporasi ke individu.
Trump juga menolak pengembangan energi terbarukan. “Kita menyingkirkan energi terbarukan yang salah nama. Itu adalah sebuah lelucon, tidak berfungsi, dan terlalu mahal,” ujarnya, menyinggung kebijakan pemerintahannya yang kerap memblokir proyek energi surya dan angin serta meningkatkan hambatan perizinan. Trump bahkan bangga mendorong eksplorasi minyak, gas, dan batu bara baru.
Pada masa jabatan pertamanya, Trump menarik AS dari Kesepakatan Iklim Paris. Di periode keduanya, ia kembali menargetkan kebijakan iklim global, termasuk ancaman sanksi bagi negara yang mendukung sistem harga karbon Organisasi Maritim Internasional dan hambatan perdagangan gas alam cair AS.
Sementara itu, Tiongkok justru menantang dominasi energi fosil dengan mengekspor teknologi hijau ke berbagai negara, mulai dari panel surya hingga kendaraan listrik.
Kritik atas pidato Trump datang dari kalangan ilmuwan. “Trump dan pemerintahannya terus menyebarkan kebohongan dan disinformasi tentang ilmu iklim dan manfaat luar biasa dari energi bersih. Ini tindakan yang sangat merugikan rakyat Amerika,” kata Rachel Cleetus dari Union of Concerned Scientists.
“Perubahan iklim nyata, dampaknya sangat mahal, dan masyarakat membutuhkan solusi, bukan propaganda untuk mendongkrak keuntungan industri bahan bakar fosil,” tambahnya. (Kelvin Yurcel)
Baca juga: Trump Sebut Kebijakan Imigrasi dan Iklim Eropa Hancurkan Warisan Budaya