Gus Yahya Tolak Anggapan Ada Dua Ketum PBNU: Pleno Tak Sah

Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya). Foto: Medcom.id/Amal.

Gus Yahya Tolak Anggapan Ada Dua Ketum PBNU: Pleno Tak Sah

Rahmatul Fajri • 10 December 2025 12:02

Jakarta: Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya), menepis isu perpecahan dan dualisme usai rapat pleno Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) di Hotel The Sultan, Jakarta, pada Selasa malam, 9 Desember 2025. Rapat pleno menunjuk Zulfa Mustofa sebagai Pj Ketua Umum PBNU.

Gus Yahya menegaskan bahwa tidak mungkin ada dualisme kepemimpinan di PBNU. Ia mempertanyakan keabsahan keputusan yang diambil dalam rapat tersebut.

"Enggak, enggak mungkin ada dua (Ketum), wong tidak mungkin ada dua," kata Gus Yahya dikutip dari Media Indonesia, Rabu, 10 Desember 2025.

Gus Yahya menegaskan rapat pleno tersebut tidak sah. "Lha kalau Plenonya enggak sah itu kayak, masa ya bisa dianggap sah gitu lho," imbuh Gus Yahya.

Gus Yahya juga merespons kekhawatiran adanya perpecahan di akar rumput. Menurut dia, para Nahdliyin tidak menginginkan adanya keretakan organisasi. 

"Ah, tidak... sekarang itu sampai ke bawah semuanya orang tidak mau NU pecah, tidak ada. Enggak ada yang mau NU pecah, enggak ada," ungkap Gus Yahya.

Baca juga: Mayoritas Pengurus PBNU Diklaim Tolak Pemakzulan Gus Yahya

Ia mengklaim para kiai, pesantren, dan cabang-cabang (PCNU) secara massif telah mengirimkan surat pernyataan. Isinya, meminta agar NU bersatu kembali.

"Mereka biasanya enggak jarang-jarang bikin surat saja pada bikin surat sekarang meminta supaya jangan sampai pecah. Cabang-cabang juga sudah tidak terhitung pada kirim surat supaya bersatu kembali. Semua enggak ada yang mau pecah. Ya, insyaallah lah ya," beber Gus Yahya.

Selain itu, Gus Yahya merespons sumber permasalahan di PBNU yang disebabkan karena masalah tambang. Menurut dia, hal itu hanya bagian dari opini.

"Masalah itu soal manuvering, ya namanya manuvering, opini ini biasalah. Ya. Nanti insyaallah ada jalan keluar," tutup Gus Yahya.

Sebelumnya, Rapat Pleno Syuriyah Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) menetapkan Wakil Ketua Umum KH Zulfa Mustofa sebagai Penjabat (Pj) Ketua Umum PBNU. Zulfa menggantikan sementara posisi Gus Yahya dalam memimpin Tanfidziyah.

"Penetapan Penjabat Ketua Umum PBNU masa bakti sisa, yaitu Bapak KH Zulfa Mustofa," kata Rais Syuriah Muhammad Nuh dalam seusai rapat pleno yang berlangsung tertutup di Hotel Sultan, Jakarta, Selasa, 9 Desember 2025.

Nuh menjelaskan, Zulfa diberi mandat untuk memimpin hingga muktamar sekaligus menyiapkan pelaksanaan forum tertinggi organisasi tersebut. Penugasan ini ditujukan untuk mengembalikan siklus periode kepemimpinan PBNU. Sebab, muktamar sebelumnya di Lampung pada 2021 sempat bergeser satu tahun akibat pandemi Covid-19.

"Muktamar sekarang bukan dipercepat, tetapi dikembalikan ke siklus semula," ujar Nuh.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Anggi Tondi)