Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Utara (Sumut) Tuahta Ramajaya Saragih memberikan keterangan kepada Metro TV. (Dokumentasi/ Metro TV)
Silvana Febiari • 28 November 2025 12:44
Sumatra Utara: Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Sumatra Utara (Sumut) Tuahta Ramajaya Saragih mengungkap sinyal telekomunikasi di Tapanuli Tengah dan Sibolga minim. Pihaknya bahkan tidak dapat terhubung ke dua kabupaten tersebut.
"Upaya-upaya dilakukan oleh pemerintah setempat, mereka menggunakan Starlink, dan kadang-kadang bisa terhubung, kadang-kadang tidak, memang komunikasi sangat minim," kata Tuahta dalam tayangan Breaking News, Metro TV, Jumat, 28 November 2025.
Pemprov Sumut, kata dia, telah melakukan upaya untuk menyalurkan bantuan kepada wilayah terdampak bencana di Tapanuli Tengah dan Sibolga. Bantuan-bantuan tersebut akan disalurkan lewat jalur udara.
"Kurang lebih beratnya 15 ton terdiri dari bahan pangan cepat saji, obat-obatan, peralatan pribadi, dan hal- yang dibutuhkan masyarakat terdampak," ujarnya.
Tuahta berharap masyarakat yang berada di wilayah Sumut untuk memberikan batuan donasi kepada warga terdampak bencana alam. Sebab, mereka yang kini masih bertahan di pengungsian sangat membutuhkan bantuan.

Kondisi wilayah terdampak bencana alam di Sumatra Utara. (Dokumentasi/ Metro TV)
Sebelumnya, banjir bandang dan tanah longsor menerjang sejumlah wilayah di Sibolga hingga Tapanuli Tengah, Sumatera Utara. Bencana ini mengakibatkan ribuan kepala keluarga (KK) dari tujuh kecamatan di Kabupaten Tapanuli Tengah terdampak.
Informasi dari BPBD, banjir mulai terjadi pada pukul 18.00 WIB, Minggu, 23 November 2025. Banjir tidak kunjung mereda dan terus berlanjut hingga dua hari berikutnya.
Tingginya intensitas hujan sejak 17 November 2025, memperparah kondisi banjir. Akibatnya, sejumlah kawasan tidak mampu menampung volume air, sehingga ribuan rumah terendam.