Rupiah Awal Pekan Dibuka Melemah 0,23% ke Rp16.084/USD

Ilustrasi. Foto: dok MI.

Rupiah Awal Pekan Dibuka Melemah 0,23% ke Rp16.084/USD

Husen Miftahudin • 13 May 2024 10:19

Jakarta: Nilai tukar (kurs) rupiah pada pembukaan perdagangan hari ini mengalami pelemahan.

Mengutip data Bloomberg, Senin, 13 Mei 2024, rupiah hingga pukul 09.57 WIB berada di level Rp16.084 per USD. Mata uang Garuda tersebut turun 37 poin atau setara 0,23 persen dari Rp16.047 per USD pada penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Analis pasar uang Ibrahim Assuaibi menyampaikan, Presiden Federal Reserve Minneapolis Neel Kashkari mengatakan terhentinya inflasi yang sebagian besar disebabkan oleh kekuatan pasar perumahan, berarti bank sentral perlu mempertahankan biaya pinjaman tetap stabil untuk jangka panjang dan mungkin sepanjang tahun.

"Namun Kashkari juga mengatakan masih ada kemungkinan The Fed akan melakukan pemangkasan suku bunga jika inflasi kembali mereda. Komentar tersebut muncul setelah pernyataan pejabat Fed pada Senin yang tampaknya cenderung mengindikasikan langkah bank sentral selanjutnya adalah menurunkan suku bunga," ungkap Ibrahim dikutip dari analisis hariannya.

Dengan informasi tersebut, ekspektasi pasar terhadap dua kali penurunan suku bunga tahun ini telah meningkat, dengan ekspektasi penurunan setidaknya 25 basis poin pada September saat ini sebesar 64,5 persen, menurut FedWatch Tool CME.

Dengan kalender ekonomi yang sepi pada minggu ini, yang disorot oleh pembacaan sentimen konsumen dari University of Michigan pada Jumat, sejumlah pejabat Fed akan menyampaikan pidatonya, termasuk Gubernur Fed Lisa Cook dan Michelle Bowman pada akhir minggu ini.
 

Baca juga: Dukungan Pemerintah Menjaga Rupiah Sangat Dinanti
 

Cadangan devisa turun


Bank Indonesia (BI) mencatat posisi cadangan devisa (cadev) Indonesia menurun. Pada akhir April 2024, cadangan devisa Indonesia sebesar USD136,2 miliar atau menurun dibandingkan posisi pada akhir Maret 2024 sebesar USD140,4 miliar.

Penurunan posisi cadangan devisa tersebut antara lain dipengaruhi oleh pembayaran utang luar negeri pemerintah dan kebutuhan untuk stabilisasi nilai tukar rupiah seiring dengan peningkatan ketidakpastian pasar keuangan global.

Posisi cadangan devisa tersebut setara dengan pembiayaan 6,1 bulan impor atau 6,0 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar tiga bulan impor.

BI menilai cadangan devisa tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan. Ke depan, BI memandang cadangan devisa akan tetap memadai, didukung oleh stabilitas dan prospek ekonomi nasional yang terjaga.

Hal ini seiring dengan sinergi respons bauran kebijakan yang ditempuh BI dan pemerintah dalam menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan untuk mendukung pertumbuhan ekonomi yang berkelanjutan.

Melihat berbagai perkembangan tersebut, Ibrahim memprediksi rupiah pada perdagangan hari ini akan bergerak secara fluktuatif meskipun kemungkinan besar akan kembali mengalami penguatan.

"Untuk perdagangan Senin ini, mata uang rupiah fluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp15.990 per USD hingga Rp16.070 per USD," tutup Ibrahim.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)