Tren Permintaan Pembiayaan Periode Ramadan dan Lebaran Diprediksi Naik 50%

Ilustrasi. Foto: MI/Rommy Pujianto

Tren Permintaan Pembiayaan Periode Ramadan dan Lebaran Diprediksi Naik 50%

Media Indonesia • 25 March 2024 08:26

Jakarta: Tren permintaan pembiayaan di periode Ramadan dan Lebaran diprediksi akan mengalami peningkatan hingga mencapai 50 persen.
 
Hal itu disampaikan Asosiasi Fintech Pendanaan Bersama Indonesia (Afpi) lantaran bertambahnya kebutuhan, baik untuk produksi maupun konsumsi pada periode tersebut.
 
"Merujuk data-data dimasa lalu. Akan terjadi peningkatan permintaan dana pinjaman untuk berbagai keperluan bervariasi hingga 30-50 persen," ujar Ketua Bidang Hubungan Masyarakat Afpi Kuseryansyah kepada Media Indonesia, Minggu, 24 Maret 2024.
 
Dia merinci peningkatan permintaan pembiayaan itu naik sebelum Tunjangan Hari Raya (THR) keagamaan cair.
 
Dana yang diterima, kata Kuseryansyah, banyak dijadikan oleh debitur sebagai dana cadangan untuk keperluan Lebaran.
 

Baca juga: 

Masyarakat Mulai Ramai Membeli Kue Kering di Pasar Jatinegara

Pelaku UMKM 

Bagi pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM), dana pembiayaan diperlukan untuk pengadaan stok barang dagangan guna memenuhi permintaan tinggi di masa Lebaran dan pasca-Lebaran. Dana tersebut juga digunakan terkait berbagai keperluan, termasuk persediaan stok.
 
"Pada sisi lain, peningkatan pencairan pinjaman akan berujung pada peningkatan kredit macet jika tidak diikuti dengan kehati-hatian dan pengetatan kredit asesmen di masa tersebut," jelas Kuseryansyah.
 
Untuk itu, imbuhnya, penyelenggara fintech P2P lending biasanya akan menerapkan kebijakan manajemen risiko tersendiri, termasuk menganalisa kualitas pinjaman berdasarkan data musim Lebaran di tahun-tahun sebelumnya.
 
"Penyelenggara P2P Lending tentunya telah menyiapkan langkah-langkah pra dan pasca-Lebaran. Karena itulah, sekalipun permintaan pencairan pinjaman tinggi, tetapi approval rate-nya lebih rendah, sehingga pertumbuhan pinjaman akan naik di sekitar 20-30 persen. Setelah Lebaran monitoring sekaligus mengingatkan peminjam perlu lebih intensif dilakukan," tutur Kuseryansyah.
 
Sebelumnya diketahui, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mewanti-wanti perusahaan pembiayaan untuk tetap berhati-hati menyalurkan pinjaman, terutama menjelang Ramadan dan Idul Fitri.
 
Sebab, permintaan pembiayaan di periode tersebut tercatat selalu meningkat dalam lima tahun terakhir.
 
(M Ilham Ramadan)
 

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Annisa Ayu)