Amerika Serikat. Foto: Unsplash.
Singapura: Perusahaan milik negara Singapura Temasek Holdings berencana untuk menginvestasikan USD30 miliar di pasar Amerika Serikat (AS) selama lima tahun ke depan. Hal ini karena perusahaan tersebut tetap berhati-hati dalam menanamkan uang di Tiongkok.
"Amerika akan menjadi dan akan terus menjadi penerima modal terbesar," kata Kepala Temasek untuk Amerika Utara Jane Atherton dikutip dari
Business Times, Selasa, 30 Juli 2024.
Investasi Temasek untuk Amerika Utara dan Selatan melampaui Tiongkok untuk pertama kalinya dalam setidaknya satu dekade tahun ini. Investasi di Amerika sekarang mencapai 22 persen, atau USD63 miliar, dari portofolionya. Investasi Tiongkok mencapai 19 persen dari portofolio, dan investasi di Singapura mencapai 27 persen. Aset Temasek di AS telah tumbuh lima kali lipat dalam dekade terakhir.
Perusahaan tersebut mengelola aset senilai 389 miliar dolar Singapura per Maret, naik dari 382 miliar dolar Singapura setahun sebelumnya. Tiongkok dan AS bersaing untuk mendominasi manufaktur semikonduktor karena hubungannya dengan kecerdasan buatan (AI) dan aspek lain dari ekonomi digital.
AS berupaya membatasi kebangkitan pesaingnya di Asia dengan menerapkan kontrol dan tarif ekspor, dan bahkan mempertimbangkan aturan yang akan membatasi akses Tiongkok ke teknologi semikonduktor canggih.
Perselisihan AS-Tiongkok tersebut telah membuat para investor terjebak dalam perangkap geopolitik saat mereka berupaya menguasai sebagian dari salah satu sektor terpanas di pasar.
Atherton dari Temasek mengatakan ada cara untuk menyusun investasi di sekitar kendala tertentu, seperti mengambil saham ekuitas publik pasif di perusahaan semikonduktor yang terdaftar.
Temasek hindari area sensitif
Di Tiongkok,Temasek menghindari investasi di area yang sensitif secara geopolitik, sebaliknya berfokus pada perusahaan domestik besar. Temasek berupaya melakukan investasi baru di produsen kendaraan listrik dan perusahaan bioteknologi.
“Kami memastikan tidak berinvestasi di bisnis yang menjadi sasaran ketegangan geopolitik,” katanya.
Untuk AS, ia mengatakan Temasek berupaya berinvestasi di perusahaan terkait AI, serta semikonduktor dan infrastruktur seperti pusat data dan perusahaan yang menggerakkannya.
Menurut Atherton, perusahaan dapat memperoleh eksposur ke pusat data melalui anak perusahaan real estatnya sendiri, Mapletree Investments dan CapitaLand, atau dengan berinvestasi bersama perusahaan ekuitas swasta.