BOJ Akhiri Era Suku Bunga Negatif

Jepang. Foto: Unsplash.

BOJ Akhiri Era Suku Bunga Negatif

Arif Wicaksono • 19 March 2024 13:56

Tokyo: Bank of Japan (BOJ) mengakhiri delapan tahun suku bunga negatif pada perdagangan Selasa, 19 Maret 2024. Hal ini sekaligus membuat perubahan bersejarah dari fokus menaikkan pertumbuhan melalui stimulus moneter besar-besaran selama beberapa dekade.

"Meskipun langkah ini akan menjadi kenaikan suku bunga pertama di Jepang dalam 17 tahun, hal ini masih membuat suku bunga tetap berada di kisaran nol karena pemulihan ekonomi yang rapuh memaksa bank sentral untuk memperlambat kenaikan biaya pinjaman lebih lanjut," kata para analis, dilansir Channel News Asia, Selasa, 19 Maret 2024.
 

baca juga:

Bank Sentral Jepang Diperkirakan Menaikkan Suku Bunga 10 Bps


Pergeseran ini menjadikan Jepang bank sentral terakhir yang keluar dari suku bunga negatif dan mengakhiri era di mana para pengambil kebijakan di seluruh dunia berupaya menopang pertumbuhan melalui uang murah dan alat moneter yang tidak konvensional.

BOJ menetapkan suku bunga overnight call sebagai suku bunga kebijakan barunya dan memutuskan untuk menetapkan suku bunga tersebut pada kisaran 0-0,1 persen dengan membayar bunga simpanan di bank sentral sebesar 0,1 persen.

"Ini akan menjadi kenaikan suku bunga pertama dalam 17 tahun, sehingga memiliki banyak makna simbolis," kata Kepala Ekonomi Jepang di BofA Securities Izumi Devalier.

Izumi menjelaskan dampak sebenarnya terhadap perekonomian sangat kecil. BOJ kemungkinan akan mempertahankan tekadnya untuk menjaga kondisi moneter tetap longgar.

"Kami tidak mengharapkan kenaikan besar dalam biaya pendanaan atau suku bunga hipotek rumah tangga." tegas dia.

Bank sentral juga mengabaikan upaya pengendalian kurva imbal hasil (YCC), sebuah kebijakan yang telah diterapkan sejak tahun 2016 yang membatasi suku bunga jangka panjang di kisaran nol.

BOJ mengatakan pihaknya akan terus membeli obligasi pemerintah dalam jumlah yang sama seperti sebelumnya dan meningkatkan pembelian jika imbal hasil meningkat dengan cepat. BOJ juga memutuskan untuk menghentikan pembelian aset berisiko seperti dana yang diperdagangkan di bursa (ETF) dan dana investasi real estat Jepang.

Dorong kenaikan utang

Pelaku pasar sekarang fokus pada konferensi pers pasca pertemuan Gubernur BOJ Kazuo Ueda untuk mendapatkan petunjuk mengenai laju kenaikan suku bunga lebih lanjut.

Lonjakan imbal hasil obligasi akan meningkatkan biaya pendanaan utang publik Jepang yang sangat besar, yang berukuran dua kali lipat perekonomiannya, dan merupakan yang terbesar di antara negara-negara maju.

Berakhirnya penyedia dana murah terakhir di dunia juga dapat mengguncang pasar keuangan global karena investor Jepang, yang mengumpulkan investasi luar negeri untuk mencari imbal hasil, mengalihkan uangnya kembali ke negara asal mereka.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Arif Wicaksono)