Ilustrasi rupiah. Foto: MI/Rommy.
Jakarta: Mata uang rupiah naik pada penutupan perdagangan hari ini. Laju rupiah terdorong sentimen dalam negeri setelah melemahnya laju dolar AS.
Kurs Jisdor Bank Indonesia (BI) mencatat laju rupiah ke level Rp16.379 per USD pada Kamis, 25 Juni 2024, atau naik dari sehari sebelumnya yang berada pada level Rp16.431 per USD.
Mata uang rupiah mendapatkan stimulus dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2024 mengalami defisit Rp21,8 triliun atau setara dengan 0,10 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) pada Mei 2024. Menurut Menkeu, defisit pada Mei 2024 itu masih dalam rentang yang aman dari target defisit 2024 yang sebesar 2,29 persen.
Adapun hingga Mei 2024 pendapatan negara tercatat sebesar Rp1.123,5 triliun atau turun 7,1 persen dibandingkan periode yang sama pada 2023. Kemudian, penerimaan pajak tercatat sebesar Rp896,5 triliun atau mengalami kontraksi 8,4 persen secara tahunan (year-on-year/yoy).
Inflasi AS bakal menurun
Laju dolar melemah setelah indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi pada Jumat, yang merupakan ukuran inflasi pilihan The Fed diperkirakan akan menurun menjadi 2,6 persen di Mei dari 2,8 persen di April.
Alat FedWatch dari CME menunjukkan pedagang saat ini memperkirakan peluang sekitar 66 persen untuk pemotongan suku bunga di September.
Investor masih menantikan pernyataan Pejabat Fed lainnya akan menyampaikan pidato minggu ini, termasuk Gubernur Michelle Bowman dan Lisa Cook, sementara data harga rumah, penjualan rumah baru, klaim pengangguran dan kepercayaan konsumen akan dirilis.
Pembacaan akhir akan mengkonfirmasi tingkat pertumbuhan ekonomi AS pada kuartal pertama, yang awalnya diperkirakan sebesar 1,6 persen.