Ilustrasi PHK. Foto: Medcom.id
Sri Utami • 6 September 2024 10:22
Jakarta: Pemerintah didorong segera mencari solusi untuk menekan angka pemutusan hubungan kerja (PHK) yang tinggi di industri tekstil dalam beberapa bulan terakhir. Kementerian Ketenagakerjaan (Kemenaker) menyebutkan 46.240 pekerja mengalami PHK pada periode Januari-Agustus 2024.
“Pemerintah harus bersikap dan mencari solusi atas tingginya angka PHK di industri tekstil. Jangan tenang-tenang saja seolah tidak ada masalah,” ujar Anggota Komisi IX Netty Prasetiyani, Jakarta, Kamis, 5 September 2024.
Menurut Netty, di balik setiap peristiwa PHK, harus dicermati kemungkinan adanya industri dalam negeri yang tumbang.
“PHK dan tumbangnya industri, tentu berdampak pada perekonomian kita secara umum,” kata dia.
Dia meminta pemerintah mengambil langkah tepat sebagai solusi mengatasi persoalan PHK di dalam negeri.
Pemerintah harus fokus mengatasi masalah pada upaya perbaikan dan penyehatan perusahaan.
"Buat kebijakan yang dapat mendorong perusahaan kembali sehat secara keuangan dan juga proses produksi,” ujar dia.
Kebijakan job fair di banyak kota, lanjut Netty, sekilas tampak bagus dan menarik antusias masyarakat. Namun hal tersebut tidak menyelesaikan masalah industri yang tumbang dan gulung tikar.
Baca Juga:
PHK Industri Manufaktur, Pelaku Usaha Minta Insentif ke Pemerintah |