Ilustrasi. Foto: Dok Medcom.id
Siti Yona Hukmana • 11 June 2024 20:31
Jakarta: Sejumlah anggota Polri menghebohkan publik dengan kasus tewas mengenaskan. Pengamat menilai beberapa aparat itu tewas akibat tersangkut judi online dan pinjaman online (pinjol)
"Beberapa kasus kematian sia-sia personel kepolisian, indikasinya karena terjebak judi online, kemudian terjerat pinjol," kata pengamat kepolisian Bambang Rukminto kepada Medcom.id, Selasa, 11 Juni 2024.
Bambang menyoroti kasus yang menewaskan anggota Polres Jombang Briptu Rian Dwi Wicaksono (RDW). Rian tewas akibat dibakar istri yang juga seorang anggota Polri Briptu Fadhilatun Nikmah (FN) di Asrama Polisi Mojokerto, Sabtu, 8 Juni 2024. Sang istri yang merupakan polisi wanita (Polwan) di Polres Mojokerto itu naik pitam karena mengetahui uang habis dipakai untuk judi online.
Sebelum kasus di Mojokerto ini, publik juga pernah dihebohkan dengan kasus bunuh diri ajudan pribadi Kapolda Kalimantan Utara, Brigpol Setyo Herlambang di rumah dinas pada Jumat, 22 September 2023, dan personel Satlantas Polresta Manado Brigadir Ridhal Ali Tomo yang menembak dirinya di Jakarta. Menurut Bambang, kasus-kasus bunuh diri yang terjadi itu indikasinya juga dampak dari judi online dan terjerat pinjol.
"Mengapa itu bisa terjadi? Kesejahteraan personel sebenarnya sudah memadai, hanya saja karena bergaya hidup hedon, membuat pendapatan mereka selalu kurang," ujar Bambang.
Akibatnya, kata dia, para anggota itu mencari uang dari sumber-sumber yang tidak jelas. Di sisi lain, Bambang memandang manajemen sumber daya manusia (SDM) juga tidak efisien, yang mengakibatkan pembagian tugas antar personel tidak merata.
"Ada yang sibuk, ada yang kurang kegiatan. Di sisi lain secara kelembagaan karena kontrol dan pengawasannya yang lemah," ucapnya.
Baca juga: Kompolnas Pertanyakan Hasil Tes Psikologi Polwan Pembakar Suami saat Rekrutmen |