Pemerintah Target Dapat Rp3,8 Triliun Penerimaan Negara dari Cukai Manis di 2025

Ilustrasi. Foto: MI/Angga Yuniar.

Pemerintah Target Dapat Rp3,8 Triliun Penerimaan Negara dari Cukai Manis di 2025

M Ilham Ramadhan Avisena • 26 September 2024 14:59

Jakarta: Direktur Penerimaan dan Perencanaan Strategis, Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Mohammad Aflah Farobi mengungkapkan target penerimaan negara dari tarif cukai minuman berpemanis dalam kemasan (MBDK) pada 2025 senilai Rp3,8 triliun.

MBDK merupakan semua produk minuman dalam kemasan yang berpemanis, baik berasal dari gula maupun yang mengandung bahan tambahan pemanis lainnya.

Seyogianya penerapan cukai MBDK diterapkan di 2024, namun kebijakan tersebut belum terlaksana di tahun ini. Adapun berdasarkan usulan Badan Akuntabilitas Keuangan Negara (BAKN) DPR, tarif cukai MBDK sebesar 2,5 persen di tahun depan.

"Di 2025 itu dicantumkan targetnya Rp3,8 triliun," ujar Aflah saat media gathering Kementerian Keuangan (Kemenkeu) di Serang, Banten, Kamis, 26 September 2024.


(Ilustrasi minuman berpemanis. Foto: Unsplash)

Aflah menerangkan target penerimaan negara dari cukai MBDK di 2025 lebih kecil dibandingkan target yang sudah ditetapkan pemerintah di 2024 yang sebesar Rp4,3 triliun. Hal ini karena mempertimbangkan aspek ekonomi masyarakat.

"Targetnya kenapa kok lebih rendah. Setelah kami berdiskusi dengan DPR melihat penerapan cukai MBDK ini tentunya harus dikaji sesuai perkembangan perekonomian," jelas dia.
 

Baca juga: Pemerintah Wacanakan Terapkan Cukai pada Makanan, Pedagang: Apa Boleh Buat
 

Tekan konsumsi gula


Pengenaan cukai MBDK dinilai penting diterapkan karena dianggap akan efektif menekan konsumsi masyarakat terhadap gula, sehingga biaya penanganan penyakit akibat konsumsi gula yang berlebih seperti obesitas, perlemakan hati, hingga diabetes melitus.

Aflah kemudian menyampaikan saat ini pemerintah masih mengkaji besaran tarif cukai MBDK. Keputusan terkait penerapan tarif cukai diserahkan kepada pemerintahan presiden terpilih Prabowo Subianto.

"Mengenai tarif yang akan dikenakan masih dikaji secara intensif. Di kami belum diputuskan. Hal ini karena berpengaruh juga bagaimana porsi (penerimaan) di pemerintahan baru," jelas Aflah.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Husen Miftahudin)