RSF Diduga Tutupi Pembantaian di El Fasher Sudan, 60 Ribu Dikhawatirkan Tewas

Pertempuran antara militer Sudan dan RSF kerap terjadi di El Fasher. (Anadolu Agency)

RSF Diduga Tutupi Pembantaian di El Fasher Sudan, 60 Ribu Dikhawatirkan Tewas

Willy Haryono • 7 December 2025 08:53

Khartoum: Kelompok Rapid Support Forces (RSF) dilaporkan menewaskan lebih dari 100 warga sipil di kota Kalogi, Sudan, sekaligus menutupi puluhan ribu kematian warga sipil di El Fasher.

Kementerian Luar Negeri Sudan menyatakan bahwa pasukan RSF menewaskan 114 orang di Kalogi, Kordofan, termasuk 46 anak, dalam serangan drone pada Kamis lalu.

Serangan-serangan tersebut merupakan “bagian dari kampanye genosida yang sedang berlangsung yang dilakukan oleh milisi teroris RSF terhadap komunitas Sudan,” kata Kementerian Luar Negeri Sudan, dikutip dari UPI, Minggu, 7 Desember 2025.

Serangan awal di Kalogi di Kordofan Selatan disebut “menargetkan sebuah taman kanak-kanak dengan roket yang diluncurkan dari drone dengan tujuan membunuh banyak anak.”

RSF kemudian melancarkan serangan kedua terhadap taman kanak-kanak tersebut ketika warga bergegas masuk untuk menolong korban dari serangan pertama, menewaskan lebih banyak orang, termasuk anak-anak.

Anggota RSF juga “mengejar korban dan tenaga medis” dari sebuah rumah sakit lokal dan menargetkan gedung pemerintah dengan roket, sehingga jumlah korban tewas meningkat menjadi 114.

“Pembunuhan anak-anak di sekolah mereka merupakan pelanggaran mengerikan terhadap hak-hak anak,” kata perwakilan UNICEF Sheldon Yett dalam pernyataan pada Jumat.

“Anak-anak tidak boleh menanggung harga sebuah konflik,” sambungnya.

Ia menyerukan semua pihak segera menghentikan serangan dan “mengizinkan akses kemanusiaan yang aman dan tanpa hambatan bagi mereka yang sangat membutuhkan.”

Seruan bantuan kemanusiaan itu disampaikan setelah terjadinya serangan terhadap truk Program Pangan Dunia (WFP) PBB yang merupakan bagian dari konvoi 39 truk yang mengirim bantuan ke Darfur Utara.

“Benar-benar mengejutkan melihat sejarah terulang kembali di Kordofan, begitu cepat setelah peristiwa mengerikan di El Fasher,” kata Komisaris Tinggi HAM PBB Volker Turk, dikutip oleh The New York Times. “Kita tidak boleh membiarkan Kordofan menjadi El Fasher berikutnya.”

RSF merebut El Fasher di Darfur Utara enam pekan lalu setelah pengepungan panjang yang diikuti oleh pembunuhan sistematis terhadap warga sipil lokal. Kota tersebut kini “menyerupai ‘TKP raksasa’ dengan tumpukan besar jenazah di berbagai jalan,” lapor The Guardian pada Jumat.

Pasukan RSF disebut menghancurkan bukti pembantaian warga sipil dengan menumpuk jenazah di banyak lokasi lalu menguburkannya dalam kuburan massal atau membakarnya, menurut citra satelit. Kota itu tertutup bagi penyelidik kejahatan perang PBB, menjadikan satelit satu-satunya sumber bukti kekejaman tersebut.

Perkiraan terbaru menyebut 60.000 warga sipil telah tewas di El Fasher dan 150.000 lainnya hilang.

RSF dan pemerintah Sudan telah terlibat perang saudara selama dua tahun terakhir, di mana RSF meraih kemajuan signifikan dalam beberapa bulan terakhir.

Hingga 400.000 orang diperkirakan telah meninggal akibat perang tersebut, yang telah memaksa sekitar 12 juta orang meninggalkan rumah mereka dan menciptakan krisis kemanusiaan yang meluas.

Baca juga:  Sudan Tuding RSF Bunuh 79 Warga Sipil di Kordofan, Termasuk 43 Anak-Anak

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
(Willy Haryono)