Setelah AS Terlibat, Netanyahu Klaim Kemenagan Israel vs Iran Makin Dekat

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di konferesi pers hari Minggu, 22 Juni 2025. (X/@netanyahu)

Setelah AS Terlibat, Netanyahu Klaim Kemenagan Israel vs Iran Makin Dekat

Riza Aslam Khaeron • 23 June 2025 12:28

Tel Aviv: Pada Minggu malam, 22 Juni 2025, sehari setelah serangan militer Amerika Serikat menghantam tiga fasilitas nuklir utama Iran, Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa negaranya sangat dekat untuk mencapai seluruh target militernya terhadap Teheran.

Melansir media Israel, pernyataan itu disampaikan dalam video konferensi pers yang sudah direkam sebelum akhirnya diedarkan kepada publik.

"Kita sangat, sangat dekat untuk menyelesaikannya," ujar Netanyahu kepada wartawan Israel, merujuk pada dua target utama: menghentikan ancaman nuklir dan rudal balistik Iran.

Ia menyebut serangan udara AS telah menyebabkan "kerusakan yang sangat serius" pada fasilitas nuklir Fordo yang dikenal sulit dijangkau.

"Kita telah mendorong mereka mundur, kita telah menghapus ancaman itu," tambahnya. Netanyahu menekankan bahwa Israel tidak ingin terjebak dalam perang yang berlarut-larut.

"Kita tidak akan melanjutkan aksi militer lebih dari yang diperlukan, tetapi juga tidak akan menghentikannya terlalu cepat. Ketika semua target telah tercapai, operasi ini akan selesai dan pertempuran akan berhenti," tegasnya.

Ia menuduh Iran sebagai rezim yang ingin menghancurkan Israel, dan karena itu operasi militer dianggap sebagai langkah penting dan mendesak.

"Itulah sebabnya kami melancarkan operasi ini, untuk mengeliminasi dua ancaman nyata terhadap eksistensi kita," jelas Netanyahu.

Saat ditanya mengenai 400 kilogram uranium yang telah diperkaya Iran hingga 60 persen, Netanyahu menyatakan bahwa Israel memiliki "intelijen menarik", namun enggan mengungkapkan detailnya.

"Kami mengikuti isu ini dengan sangat dekat. Itu adalah komponen penting dari program nuklir, meskipun bukan satu-satunya," katanya.

Netanyahu menjelaskan bahwa keputusan untuk menyerang dipicu oleh kecepatan Iran menuju pengembangan senjata nuklir, terutama setelah kematian pemimpin Hizbullah, Hassan Nasrallah, pada September 2024. Ia juga menyebut rencana Iran memproduksi 300 rudal balistik setiap bulan sebagai faktor krusial.

Menurutnya, ia menilai lebih dari separuh peluncur rudal balistik Iran telah dihancurkan dalam sepuluh hari terakhir.

Netanyahu kemudian mengungkapkan bahwa dirinya telah berkomunikasi dengan Presiden AS Donald Trump sebelum operasi digelar.

"Saya mengatakan kepadanya bahwa kita harus bertindak, dan ia sangat memahami situasinya. Saya tahu bahwa pada akhirnya, ia akan melakukan hal yang benar," ujar Netanyahu.

"Hal yang benar bagi Amerika, bagi dunia bebas, dan bagi peradaban," tambahnya.
 

Baca Juga:
Menlu Iran Peringatkan ‘Konsekuensi Bencana’ atas Serangan AS ke Fasilitas Nuklir
 

Perang Gaza

Terkait konflik yang masih berlangsung di Jalur Gaza selama 20 bulan terakhir, Netanyahu menegaskan bahwa serangan terhadap Iran akan mempercepat kemenangan Israel di wilayah tersebut.

"Tanpa dukungan dari Iran, semuanya akan runtuh," katanya.

"Perang bisa berakhir besok jika Hamas menyerah, meletakkan senjata, dan membebaskan seluruh sandera," tambahnya.

Meski negosiasi dengan Hamas menemui jalan buntu, Netanyahu mengatakan Israel tetap membuka jalur komunikasi dengan para mediator untuk mencapai gencatan senjata 60 hari dan pembebasan sebagian sandera.

"Saya memiliki rencana untuk perdamaian permanen," ujarnya.

Lebih lanjut, Netanyahu menyampaikan harapannya bahwa keberhasilan operasi di Iran dapat membuka jalan bagi perluasan Abraham Accords.

"Peluang luar biasa sedang terbuka di sini," katanya.

"Saya bisa membayangkan perluasan besar dari perjanjian damai ini. Kita akan melihat masa depan yang cerah—dalam hal keamanan, kemakmuran, harapan, dan juga perdamaian," tutupnya.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Surya Perkasa)