Rois Syuriah PCINU Turki, Ustadz Syahriansyah Sirajuddin, hadir sebagai satu-satunya seniman Indonesia yang mendapatkan undangan kehormatan dalam ajang prestisius Galeri Seni Klasik Internasional ke-3 Yeditepe Bienali. Dok. Istimewa
Achmad Zulfikar Fazli • 21 April 2025 21:34
Istanbul: Dalam upaya memperkuat diplomasi budaya Indonesia di kancah internasional, Pengurus Cabang Istimewa Nahdlatul Ulama (PCINU) Turki kembali mencatatkan kiprah penting. Rois Syuriah PCINU Turki, Ustaz Syahriansyah Sirajuddin, menjadi satu-satunya seniman Indonesia yang mendapatkan undangan kehormatan dalam ajang prestisius Galeri Seni Klasik Internasional ke-3 Yeditepe Bienali, yang dibuka Presiden Republik Turki, Recep Tayyip Erdo?an.
Acara pembukaan bienal yang berlangsung di Yedikule Hisar? ini dihadiri Presiden Erdo?an, Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Turki Mehmet Nuri Ersoy, Wali Kota Fatih M. Ergün Turan, dan Ketua Yayasan Seni Klasik Turki Muhammed Emin Demirkan. Presiden Erdo?an menekankan Yeditepe Bienali adalah ikhtiar penting untuk menafsirkan ulang warisan estetika peradaban yang berusia berabad-abad.
Yeditepe Bienali ke-3, yang berlangsung dari 18 April hingga 18 Juni 2025, mengangkat tema Jika Ada Bayangan, Maka Di Sana Ada Cahaya, (Gölge Varsa, I??k da Var). Pameran ini menampilkan 215 karya dari 263 seniman yang berasal dari 15 negara, termasuk Palestina, Spanyol, Indonesia, Iran, Irak, Suriah, Pakistan, Rusia, Prancis, Belanda, Belgia, Uzbekistan, Jepang, Cina, dan Turki. Pameran ini diselenggarakan di tiga lokasi utama di Istanbul: Yedikule Hisar?, Sirkeci Gar? Ambarlar?, dan Nuruosmaniye Camii Mahzeni.
Kehadiran Ustaz Syahriansyah Sirajuddin dalam forum seni tingkat dunia ini bukan hanya sebagai seniman, tetapi sebagai representasi strategis diplomasi budaya Indonesia. Dia adalah satu-satunya Warga Negara Indonesia (WNI) yang telah diakui sebagai seniman profesional dalam komunitas seni klasik Turki dan aktif mengajar kaligrafi di berbagai lembaga kebudayaan.
“Bagi saya pribadi, ini adalah kehormatan besar. Namun lebih dari itu, ini adalah momen penting bagi Indonesia untuk tampil dalam komunitas seni klasik internasional yang sangat selektif dan prestisius. Saya meyakini seni bisa menjadi media diplomasi yang efektif antara dua bangsa besar: Indonesia dan Turki,” ujar Ustaz Syahriansyah, dilansir pada Senin, 21 April 2025.
Baca Juga:
PCINU Turki Serahkan Kaligrafi Islami Karya Anak Bangsa kepada Presiden Prabowo |