Menko PM Muhaimin Iskandar dalam kegiatan Innovilleague: Liga Pemberdayaan Masyarakat Desa 2025. Foto: Istimewa.
Anggi Tondi Martaon • 15 August 2025 07:47
Jakarta: Perguruan tinggi dinilai memiliki peran penting dalam memberdayakan masyarakat. Sebab, pemberdayaan masyarakat harus dilakukan untuk mengentaskan kemiskinan.
Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Menko PM) Muhaimin Iskandar (Cak Imin) dalam kata sambutannya pada Innovilleague: Liga Pemberdayaan Masyarakat Desa 2025. Kegiatan yang diselenggarakan Kementerian Koordinator Pemberdayaan Masyarakat (Kemenko PM) itu dimulai sejak Juli 2025.
"Bahwa peran perguruan tinggi sangat penting dalam upaya pemberdayaan masyarakat untuk mencapai nol kemiskinan ekstrem," kata Cak Imin melalui keterangan tertulis, Jumat, 15 Agustus 2025.
Ketua Umum (Ketum) Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu menyampaikan pemerintah memiliki target pengentasan kemiskinan. Yakni, nol persen kemiskinan ekstrem pada 2026.
"Dan angka kemiskinan dapat ditekan hingga 4,5 persen pada 2029," ungkap eks Wakil Ketua DPR itu.
Selain itu, Cak Imin mengapresiasi gagasan yang diajukan oleh mahasiswa. Namun, dia menegaskan pengumuman pemenang bukanlah sebuah akhir.
"Diharapkan menjadi awal implementasi gagasan," ujar Cak Imin.
Sementara itu, Deputi Bidang Koordinasi Pemberdayaan Masyarakat Desa, Daerah Tertinggal, dan Daerah Tertentu (KPMDDTDT) Kemenko PM, Abdul Haris mengapresiasi seluruh finalis dan pihak yang terlibat. Dia menegaskan sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat adalah kunci keberhasilan pemberdayaan masyarakat desa.
Pada Innovilleague: Liga Pemberdayaan Masyarakat Desa 2025, terdapat 482 tim yang terdiri atas 1.894 mahasiswa mengajukan Gagasan Pemberdayaan Masyarakat (GPM). Kompetisi dilakukan Juli 2025.
Pengumuman pemenang Innovilleague: Liga Pemberdayaan Masyarakat Desa 2025 dilakukan di Graha Universitas Negeri Surabaya. Berikut daftar pemenang Innovilleague 2025:
- Juara 1: Jatinewyork – Universitas Padjadjaran, dengan gagasan BAMBOOST: Akselerator Ekonomi Kreatif Berbasis Kerajinan Bambu dengan Metode Community Empowerment untuk Mewujudkan Kemandirian Ekonomi di Desa Babakan Peuteuy.
- Juara 2: Passmapres – Universitas Indonesia, dengan gagasan BANGSIAP: Inovasi Digital Desa berbasis AI dan Sinergi Hexahelix Berkelanjutan untuk Penanggulangan Pengangguran Struktural di Bantul.
- Juara 3: Simpul Asa – Universitas Negeri Surabaya, dengan gagasan Sampang Smart Village Platform Terintegrasi sebagai Solusi Digital Terpadu untuk Mengentaskan Kemiskinan.
- Juara Favorite: Tim BIOTIT GSC – Universitas Negeri Gorontalo, dengan gagasan Geo-Agro Wellness Bongongoayu: Pengembangan Geowisata Edukatif dan Agrobisnis untuk Ketahanan Ekonomi Masyarakat Berbasis Komunitas Berkelanjutan.
- Gagasan Inovatif: MangrovePreneurs – Universitas Lambung Mangkurat, dengan gagasan Pemanfaatan Nektar Mangrove Air Tawar (Sonneratia caseolaris) sebagai Generating Income di Desa Mekar Sari.
- Gagasan Solutif: ANNEX STIP TEAM – Sekolah Tinggi Ilmu Pelayaran Jakarta, dengan gagasan Inovasi Biogrease Hijau dari Minyak Jelantah untuk Pemberdayaan Ibu PKK Desa Paseban melalui Padat Karya menuju Industri Pelayaran Berkelanjutan.
- Honorable Mention: Tim FOK Undiksha – Universitas Pendidikan Ganesha, dengan gagasan Kintamani Citruspreneur: Pemberdayaan Petani Muda melalui Inovasi Produk dan Digitalisasi Pemasaran Jeruk Lokal.
- Honorable Mention: FORMASA – Universitas Sumatera Utara, dengan gagasan Transformasi Ekonomi Desa Pesisir: Model Pendekatan Ekonomi Hijau untuk Pemberdayaan dan Pengentasan Kemiskinan Masyarakat Desa Tanjung Rejo, Kabupaten Deli Serdang.