Presiden Prancis Emmanuel Macron menyampaikan pidato utamanya selama KTT Pertahanan Dialog Shangri-la dari Institut Internasional untuk Studi Strategis (IISS) di Singapura, 30 Mei 2025. (EFE-EPA/HOW HWEE YOUNG)
Riza Aslam Khaeron • 31 May 2025 10:47
Singapura: Presiden Prancis Emmanuel Macron memperingatkan bahwa Amerika Serikat dan Eropa terancam kehilangan kredibilitas global jika tidak menangani konflik di Ukraina dan Gaza secara adil dan konsisten.
Melansir BBC, Macron menyampaikan pernyataan ini dalam pidatonya di forum keamanan Shangri-La Dialogue di Singapura, di hadapan pejabat tinggi kawasan, termasuk Menteri Pertahanan AS Pete Hegseth.
"Yang dipertaruhkan di Ukraina adalah kredibilitas kita bersama, bahwa kita masih mampu menjaga integritas teritorial dan kedaulatan suatu bangsa. Tidak boleh ada standar ganda," ujar Macron, Singapura, Jumat, 30 Mei 2025, dikutip dari BBC.
Ia menambahkan, jika Rusia dapat merebut wilayah Ukraina "tanpa batasan, tanpa kendala," maka negara-negara lain bisa mengikuti pola serupa
. "Apa yang akan kalian lakukan pada hari ketika sesuatu terjadi di Filipina?" tanya Macron, merujuk pada kekhawatiran Asia terhadap agresi China di Laut China Selatan dan Taiwan.
Soal Gaza, Macron mengakui adanya persepsi bahwa Barat memberikan "lampu hijau" kepada Israel.
"Jika kita meninggalkan Gaza, jika kita menganggap ada lampu hijau bagi Israel, bahkan jika kita mengecam serangan teroris, kita membunuh kredibilitas kita sendiri di mata dunia," tegas Macron.
Macron mendesak upaya gencatan senjata dan pengakuan negara Palestina sebagai bagian dari solusi dua negara. Prancis dijadwalkan akan menjadi tuan rumah bersama Arab Saudi dalam konferensi PBB bulan depan untuk menyusun peta jalan menuju perdamaian..
Pidato ini juga digunakan Macron untuk menawarkan visi "otonomi strategis" di mana negara-negara melindungi kepentingannya sendiri sambil tetap menjalin kerja sama untuk mempertahankan tatanan global berbasis aturan.
Ia menegaskan pentingnya membangun aliansi baru antara Eropa dan Asia demi menjaga stabilitas tanpa terjebak dalam perebutan pengaruh antara Washington dan Beijing.
Baca Juga: Bantah Dugaan Alkohol, Istana Beberkan Menu Jamuan Makan Prabowo-Macron |