Draf Awal Peta Jalan Riset Tengah Digodok, Bakal Dikirim ke Presiden Prabowo

Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) 4 Jawa Barat dan Banten, Lukman. Foto: Medcom.id/Ilham Pratama Putra.

Draf Awal Peta Jalan Riset Tengah Digodok, Bakal Dikirim ke Presiden Prabowo

Ilham Pratama Putra • 10 August 2025 07:57

Jakarta: Kepala Lembaga Layanan Pendidikan Tinggi (LLDikti) 4 Jawa Barat dan Banten Lukman menyebut draf awal peta jalan riset Indonesia tengah digodok. Penyusunan peta jalan ini dilakukan bersama ribuan peneliti di seluruh Indonesia pada Konvensi Sains, Teknologi, Industri (KSTI) Indonesia 2025.

"Ya, jadi peta jalan itu sudah tersedia drafnya. Draf awal sudah kita susun. Dan saat ini dari peta jalan itu kita tentunya harus menggodok ya. Memfinalisasi terkait dengan kesesuaian antara kenyataan yang ada," kata Lukman di sela-sela KSTI 2025, di Sasana Budaya Ganesha ITB, Sabtu 9 Agustus 2025.

Ia mengatakan peta jalan ini disusun untuk menentukan arah kebijakan riset jangka pendek, menengah, dan panjang. Draf ini akan diserahkan kepada Presiden Prabowo Subianto.

"Saat ini sedang dimatangkan. Nanti akan dibahas oleh Pak Menteri. Sebelum nanti diserahkan kepada Pak Presiden. Tentunya ini harus memang betul-betul real action," ungkap eks Direktur Kelembagaan Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi, Sains dan Teknologi itu.

Sebelumnya, Dirjen Riset dan Pengembangan Kemendiktisaintek Fauzan Adziman menjelaskan ada 8 sektor yang menjadi prioritas dalam penyusunan peta jalan itu. Mulai dari energi, pertahanan hingga pangan.

"Meliputi energi, pertahanan, digitalisasi, kecerdasan buatan dan semikonduktor, hilirisasi dan industrialisasi kesehatan, pangan, maritim, material, dan manufaktur,” ucap Fauzan.
 

Baca juga: Sejarah RI, 2.000 Peneliti Berkumpul di ITB dalam KSTI 2025

KSTI 2025

Penyusunan peta jalan ini dilakukan pada acara KSTI pada 7-9 Agustus 2025. Selain peneliti, dalam acara tersebut hadir juga 401 rektor dan wakil rektor PTN-PTS seluruh Indonesia.

Kemudian Kemendiktisaintek turut mengundang 351 dosen bidang Science, Technology, Engineering, Mathematics (STEM) di Jawa Barat dan Jakarta. Hadir juga 26 diaspora Indonesia yang sedang di luar negeri.

Kemudian acara itu juga diikuti 171 mahasiswa doktor bidang STEM. Bahkan juga 150 guru besar dan senat Institut Teknologi Bandung dan 54 industri.

"Pada konvensi ini yang akan dilaksanakan selama 3 hari juga akan dilakukan beberapa kegiatan karena kebetulan tidak mudah mengumpulkan peneliti-peneliti," ujar Mendiktisaintek Brian Yuliarto di Sasana Budaya Ganesha ITB, Kamis 7 Agustus 2025.

Pun menurutnya kehadiran para peneliti hingga guru besar di satu tempat yang sama ini perlu dimanfaatkan. Salah satunya dengan membuat peta jalan riset dan inovasi teknologi Indonesia.

"Mumpung mereka sedang di sini, kita akan melakukan penyusunan peta jalan riset dan inovasi teknologi untuk mempercepat pertumbuhan dan pemerataan ekonomi," jelasnya.

Tak hanya menumbuhkan ekonomi, penyusunan peta jalan itu kata dia akan memperkuat kemampuan STEM unggul dan penguasaan sains teknologi. Supaya Indonesia mampu mengelola sumber daya yang ada.

"Di sini juga akan dilakukan penguatan keterhubungan sains dan kebijakan. Serta menampilkan secara langsung lebih dari 400 hasil riset unggulan dari perguruan tinggi mempertemukan dengan pihak industri dan juga kementerian sehingga dapat ditindak lanjuti," ungkap Brian.

KSTI 2025 dilaksanakan pada 7-9 Agustus 2025. Kegiatan ini turut mengundang lebih dari 350 pimpinan perguruan tinggi di Indonesia, serta ribuan peneliti terbaik yang ada di Indonesia serta diaspora.

Konvensi ini menitikberatkan pada integrasi riset, pendidikan tinggi, dan industri dalam delapan sektor prioritas yaitu pangan, energi, kesehatan, pertahanan, maritim, hilirisasi dan industrialisasi, digitalisasi (termasuk AI dan semikonduktor), serta material dan manufaktur maju.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com
Viral!, 18 Kampus ternama memberikan beasiswa full sampai lulus untuk S1 dan S2 di Beasiswa OSC. Info lebih lengkap klik : osc.medcom.id
(Arga Sumantri)