Swedia Desak Penjelasan Israel Terkait Penahanan Greta Thunberg di Laut Internasional

Aktivis Swedia Greta Thunberg berada di flotila Madleen yang diculik Israel. Foto: Anadolu

Swedia Desak Penjelasan Israel Terkait Penahanan Greta Thunberg di Laut Internasional

Fajar Nugraha • 10 June 2025 12:12

Stockholm: Pemerintah Swedia menyatakan telah menjalin komunikasi diplomatik dengan otoritas Israel menyusul pencegatan kapal bantuan Madleen oleh pasukan Israel di perairan internasional. Kapal yang berlayar menuju Gaza tersebut membawa aktivis dari berbagai negara, termasuk aktivis iklim Swedia Greta Thunberg, yang kini berada dalam tahanan Israel.

Kementerian Luar Negeri Swedia, dalam pernyataan tertulis kepada kantor berita Anadolu, mengatakan bahwa mereka “mengetahui situasi tersebut dan sedang memantau perkembangannya dengan seksama.”
 

Baca: Kapal Bantuan Madleen Dikawal oleh Kapal Perang Israel ke Pelabuhan Ashdod.


“Kementerian Luar Negeri dan misi luar negeri yang relevan terus mengikuti situasi ini. Kami telah menjalin kontak dengan otoritas lokal di Israel,” bunyi keterangan pers kementerian, seperti dikutip Anadolu, Selasa 10 Juni 2025.

Kapal Madleen berbendera Inggris yang dioperasikan oleh Freedom Flotilla Coalition dicegat pada Senin pagi saat berada di perairan internasional dalam perjalanannya dari Sisilia, Italia menuju Jalur Gaza. Kapal tersebut kemudian ditarik ke pelabuhan Israel, dan seluruh penumpangnya ditahan, termasuk 12 orang: 11 aktivis dan 1 jurnalis.

Swedia menyatakan akan menilai apakah diperlukan dukungan konsuler untuk warganya.

“Jika muncul kebutuhan akan dukungan konsuler, Kedutaan Besar Swedia di Tel Aviv dan Kementerian akan mengevaluasi cara terbaik untuk memberikan bantuan,” tambah pernyataan tersebut.

Aktivis internasional di kapal Madleen

Selain Thunberg, sejumlah aktivis lain yang berada di atas kapal berasal dari berbagai negara: Jerman, Prancis, Brasil, Turki, Spanyol, Belanda, serta seorang jurnalis Al Jazeera asal Prancis. Anggota Parlemen Eropa berkewarganegaraan Prancis-Palestina, Rima Hassan, juga termasuk dalam daftar aktivis yang ditahan.

Kapal Madleen mengangkut bantuan kemanusiaan penting untuk warga Gaza, termasuk susu bayi, beras, tepung, pembalut wanita, kit desalinasi air, kruk, dan prostetik anak-anak.

Freedom Flotilla Coalition menyatakan bahwa misi ini bertujuan membobol blokade Israel terhadap Jalur Gaza, yang telah menyebabkan akses bantuan kemanusiaan terputus total sejak awal Maret. Organisasi kemanusiaan internasional telah memperingatkan bahwa 2,4 juta warga Gaza menghadapi ancaman kelaparan karena blokade yang terus berlangsung.

Israel saat ini menghadapi dua proses hukum internasional: satu di Mahkamah Pidana Internasional (ICC) terkait warrant penangkapan terhadap Perdana Menteri Benjamin Netanyahu dan mantan Menteri Pertahanannya, Yoav Gallant, serta satu di Mahkamah Internasional (ICJ) dalam kasus dugaan genosida di Gaza.

Pencegatan kapal bantuan di laut lepas kembali memicu sorotan terhadap tindakan Israel yang dinilai melanggar hukum maritim dan hak asasi manusia internasional, terlebih saat kapal tersebut sedang dalam misi kemanusiaan.

Hingga saat ini, pemerintah Israel belum mengeluarkan pernyataan publik resmi mengenai status para aktivis, termasuk apakah mereka akan didakwa atau segera dipulangkan.

(Muhammad Reyhansyah)

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Fajar Nugraha)