Asap dari serangan Israel di Suriah. (Anadolu Agency)
Willy Haryono • 19 July 2025 09:45
Ankara: Israel dan Suriah telah sepakat untuk melakukan gencatan senjata, ujar Duta Besar Amerika Serikat untuk Turki pada hari Jumat, 18 Juli. Pengumuman ini disampaikan setelah terjadinya pertumpahan darah di Suriah selama berhari-hari di wilayah yang mayoritas penduduknya adalah Druze, yang sejauh ini telah menewaskan lebih dari 300 orang.
Rabu lalu, Israel melancarkan serangan udara di Damaskus dan menyerang pasukan pemerintah di selatan, menuntut mereka untuk mundur dan mengatakan bahwa Israel bertujuan untuk melindungi Druze Suriah – bagian dari minoritas kecil namun berpengaruh yang juga memiliki anggota di Lebanon dan Israel.
"Kami menyerukan kepada Druze, Badui, dan Sunni untuk meletakkan senjata mereka dan bersama dengan minoritas lainnya membangun identitas Suriah yang baru dan bersatu," ujar Tom Barrack, Dubes AS untuk Turki, dalam sebuah unggahan di X.
Melansir dari AsiaOne, Sabtu, 19 Juli 2025, Barrack mengatakan bahwa Israel dan Suriah menyetujui gencatan senjata yang didukung oleh Turki, Yordania, dan negara-negara tetangga.
Kedutaan Besar Israel di Washington dan konsulat Suriah di Kanada tidak segera menanggapi permintaan komentar.
Provinsi Sweida di Suriah telah dilanda kekerasan selama hampir seminggu yang dipicu bentrokan antara militan Badui dan faksi Druze.
Jumat kemarin, seorang pejabat Israel mengatakan Israel setuju untuk mengizinkan pasukan Suriah mengakses wilayah Sweida di Suriah selatan secara terbatas selama dua hari ke depan.
Kepresidenan Suriah mengatakan pada Jumat malam bahwa pihak berwenang akan mengerahkan pasukan di selatan yang didedikasikan untuk mengakhiri bentrokan, berkoordinasi dengan langkah-langkah politik dan keamanan untuk memulihkan stabilitas dan mencegah kembalinya kekerasan.