Ilustrasi. Foto: Metrotvnews.com/Husen.
Husen Miftahudin • 10 October 2025 13:45
Jakarta: Topik mengenai single salary ramai diperbincangkan usai muncul dalam Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (RAPBN) 2026. Kebijakan ini dibentuk untuk menyederhanakan struktur gaji guna mendukung kesejahteraan para Aparatur Sipil Negara (ASN).
Apa itu single salary?
Mengutip
kuripan.lombokbaratkab.go.id,
blog.amikom.ac.id, dan
asninstitute.id,
single salary atau gaji tunggal merupakan sistem penggajian dengan mengintegrasikan seluruh komponen gaji yang sebelumnya terpisah, meliputi gaji pokok serta tunjangan rutin lainnya. Keseluruhan komponen akan terhimpun dalam satu gaji utama.
Hal ini dilakukan agar struktur gaji lebih sederhana, adil, transparan, serta terhindar dari manipulasi tunjangan. Walaupun secara struktur lebih sederhana, namun
single salary ditetapkan berdasarkan unsur-unsur penting seperti penilaian jabatan, kinerja, lokasi, dan beban kerja.
Latar belakang munculnya single salary
Single salary muncul pertama kali pada 2017 yang digagas oleh Badan Kepegawaian Negara (BKN) lewat Civil Apparatus Policy Brief. Gagasan ini muncul lantaran BKN menilai sistem gaji ASN terlalu rumit terutama dari sisi administrasi.
Pada era Presiden ke-7 Joko Widodo, gagasan ini juga telah ditetapkan dalam Undang-Undang (UU) Nomor 59 Tahun 2024 yang bertujuan untuk meritokrasi. Dalam hal ini
gaji diberikan berdasarkan kinerja dan kemampuan ASN bukan hanya berdasarkan tingkat jabatan atau masa kerja. Gagasan ini juga disambut baik oleh Menteri Keuangan (Menkeu) Purbaya Yudhi Sadewa. Purbaya menyebut gagasan ini sangat penting bagi stabilitas fiskal.
Secara singkat,
single salary hadir akibat kompleksitas tunjangan ASN yang berpotensi pada penyalahgunaan pengelolaan. Selain itu, gagasan ini diharapkan dapat mendorong para ASN untuk lebih meningkatkan kinerja dan profesionalisme, sehingga gaji yang diberikan sesuai dengan hasil penilaian kinerja dan grading jabatan atau beban kerja.
(Ilustrasi. Foto: MI/Ramdani)
Skema single salary
Skema
single salary terletak pada sistem pemeringkatan atau disebut juga
grading. Pemberian gaji tidak hanya ditentukan dari pangkat yang dimiliki melainkan juga pada 'harga' dari sebuah jabatan.
Tiga hal yang termasuk dalam komponen 'harga' atau penentu pemberian gaji meliputi beban kerja, tanggung jawab, dan risiko pekerjaan. Walaupun ASN memiliki jabatan yang sama, namun bisa jadi akan mendapatkan
single salary yang berbeda tergantung pada “Harga” yang berhasil dipenuhi.
Dampak single salary
Single salary menghadirkan keuntungan dan tantangan bagi para ASN, di antaranya sebagai berikut:
1. Keuntungan single salary
- Slip gaji menjadi lebih sederhana dan mudah dipahami.
- Sistem grading memberikan perlakuan yang adil bagi para ASN karena pemberian gaji didasari pada jabatan dan beban kerja.
- Memotivasi ASN untuk meningkatkan prestasi kerja.
2. Tantangan dan Risiko Single Salary
- Muncul ketidakpuasan atau konflik internal bagi ASN apabila sistem penilain berlangsung tidak adil dan transparan.
- Besaran gaji tunggal yang terlalu tinggi memicu peningkatan beban keuangan terutama bagi daerah dengan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD).
- Proses sosialisasi harus dilakukan secara komprehensif agar tidak muncul kesalahpahaman bagi semua ASN. (Alfiah Ziha Rahmatul Laili)