Harga Emas Dunia Diramal Makin Kinclong Gegara Ini

Ilustrasi. Foto: Freepik.

Harga Emas Dunia Diramal Makin Kinclong Gegara Ini

Husen Miftahudin • 22 November 2024 12:34

Jakarta: Harga emas (XAU/USD) melanjutkan tren positifnya pada perdagangan Kamis (22/11), mencatatkan kenaikan intraday dan mencapai level tertinggi dalam satu setengah minggu terakhir di area USD2.664-USD2.665.
 
"Pergerakan ini dipicu oleh meningkatnya ketegangan geopolitik terkait konflik Rusia-Ukraina, yang mendorong minat terhadap aset safe haven seperti emas. Selain itu, pelemahan moderat dolar AS (USD) turut memberikan dukungan tambahan bagi logam mulia ini," kata analisis Dupoin Indonesia Andy Nugraha dikutip dari analisis harian, Jumat, 22 November 2024.
 
Menurut Andy, pergerakan emas hari ini berada dalam pola tren bullish yang kuat, didukung oleh sinyal teknis dari indikator Moving Average. Prediksi harga emas XAU/USD berpotensi menembus level USD2.690 jika momentum kenaikan tetap terjaga.
 
"Namun, jika terjadi pembalikan tren (reversal), target koreksi berada di sekitar USD2.648 sebagai level support terdekat," sebut dia.
 
Momentum kenaikan emas juga diperkuat oleh sentimen pasar yang tetap positif selama empat hari berturut-turut. Harga emas mencapai level tertinggi mingguan di kisaran USD2.670 pada Jumat (22/11), di tengah ekspektasi kebijakan ekspansif yang diusung Presiden terpilih AS Donald Trump.
 
Kebijakan tersebut diprediksi dapat memicu inflasi lebih tinggi, yang pada akhirnya membatasi ruang bagi Federal Reserve (The Fed) untuk terus menurunkan suku bunga secara agresif.
 
"Namun, perlu dicatat beberapa faktor lain turut memengaruhi pergerakan emas. Kenaikan imbal hasil obligasi Pemerintah AS, yang didorong oleh ekspektasi inflasi, memberikan tekanan pada logam mulia," ucap Andy mengingatkan.
 
Hal ini, jelas dia, membuat para pelaku pasar lebih berhati-hati dalam mengambil posisi bullish yang agresif. Selain itu, data ekonomi makro AS dan pernyataan pejabat The Fed akan menjadi fokus utama, karena dapat memberikan arah baru bagi harga emas.
 

Baca juga: Permintaan Meningkat, Harga Emas Dunia Melonjak Tajam
 

Didorong ketegangan geopolitik yang meningkat

 
Ketegangan geopolitik yang semakin meningkat juga memberikan angin segar bagi emas. Langkah Presiden Rusia Vladimir Putin untuk menurunkan ambang batas serangan nuklir menjadi salah satu pemicu utama yang menopang harga emas selama beberapa hari terakhir.
 
"Kondisi ini memperkuat daya tarik emas sebagai instrumen lindung nilai terhadap ketidakpastian global," papar Andy.
 
Sementara itu, komentar dari sejumlah pejabat The Fed menunjukkan adanya keraguan terhadap pelonggaran kebijakan lebih lanjut. Lisa Cook, anggota Dewan Gubernur The Fed, menyatakan perlambatan inflasi dapat memaksa bank sentral untuk menghentikan sementara siklus pemangkasan suku bunga.
 
Senada dengan itu, Gubernur The Fed Michelle Bowman menyebutkan inflasi tampaknya mulai melambat, sehingga pendekatan yang lebih hati-hati diperlukan.
 
Namun, Presiden The Fed Boston Susan Collins menilai masih ada ruang untuk penurunan suku bunga lebih lanjut, meskipun langkah tersebut harus dilakukan dengan hati-hati untuk menghindari dampak negatif pada perekonomian.


(Ilustrasi pergerakan harga emas. Foto: dok Bappebti)
 
Menurut FedWatch Tool dari CME Group, pasar saat ini memproyeksikan peluang lebih dari 50 persen The Fed akan menurunkan suku bunga pada pertemuan kebijakan moneter di Desember. Ekspektasi ini memberikan tekanan tambahan pada dolar AS, yang secara tidak langsung mendukung penguatan emas.
 
Secara keseluruhan, kombinasi ketegangan geopolitik, pelemahan dolar AS, dan ekspektasi inflasi yang meningkat menjadi pendorong utama bullish pada harga emas.
 
"Namun, investor tetap disarankan untuk waspada terhadap data makroekonomi AS yang akan dirilis ke depan, karena dapat menunjukan arah baru bagi pergerakan emas," tutup Andy.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Husen Miftahudin)