Pertemuan Menteri Kebudayaan G20, Fadli Zon Serukan Repatriasi Artefak Budaya untuk Pemulihan Keadilan Sejarah

Menteri Kebudayaan RI Fadli Zon. (Istimewa)

Pertemuan Menteri Kebudayaan G20, Fadli Zon Serukan Repatriasi Artefak Budaya untuk Pemulihan Keadilan Sejarah

Lukman Diah Sari • 9 November 2024 18:43

Jakarta: Menteri Kebudayaan Indonesia, Fadli Zon, menyerukan pentingnya repatriasi artefak budaya sebagai langkah pemulihan keadilan sejarah dalam pertemuan para menteri kebudayaan negara-negara G20 di Salvador da Bahia, Brasil. Dalam pernyataannya, ia menegaskan bahwa pengembalian artefak ke negara asalnya adalah tanggung jawab moral yang tidak hanya krusial untuk memperbaiki ketidakadilan sejarah, tetapi juga memperkuat persatuan internasional dan penghargaan terhadap warisan budaya tiap bangsa.

“Repatriasi bukan sekadar mengembalikan benda bersejarah ke negara asalnya, tetapi juga langkah konkret untuk mengembalikan representasi yang utuh dan autentik dari suatu warisan budaya. Ini penting untuk memperbaiki ketidakadilan masa lalu, dan memperdalam penghargaan bersama terhadap nilai budaya," ujar Fadli dalam keterangan resmi yang diterima di Jakarta, pada Sabtu, 9 November 2024.

Fadli juga menegaskan bahwa dukungan terhadap repatriasi artefak budaya harus dilakukan untuk meningkatkan integritas budaya global. Pengembalian artefak yang telah dijarah ke negara asalnya merupakan upaya pelestarian budaya yang berkelanjutan, penting untuk membangun rasa kepemilikan bersama, memperkuat pemahaman antar budaya, dan menciptakan lanskap warisan budaya global yang lebih adil dan inklusif.

“Saya mengajak seluruh negara G20 untuk mendukung dan memperjuangkan repatriasi, melihatnya sebagai investasi penting dalam menjaga integritas budaya dan kesatuan internasional,” tegas Fadli.

Baca: 

Fadli Zon Perkenalkan Kementerian Kebudayaan Indonesia di Forum G20


Selain itu, sebagai bagai bagian dari komitmen dalam menjunjung tinggi hak-hak budaya, Fadli menyerukan kepada negara-negara G20 untuk bergabung dalam upaya bersama melindungi keragaman budaya. Ia juga menekankan perlunya kerja sama internasional untuk memastikan bahwa teknologi, termasuk kecerdasan buatan (AI), mendukung pelestarian dan penghormatan terhadap keragaman budaya, bukan justru mengancam keberlangsungannya.

“Indonesia berkomitmen terhadap prinsip inklusi, partisipasi sosial, dan aksesibilitas, serta memastikan lingkungan yang kondusif di mana setiap ekspresi budaya dapat dihargai dan dilindungi.," jelas Fadli.

Jangan lupa ikuti update berita lainnya dan follow  akun
Google News Metrotvnews.com


(Lukman Diah Sari)